Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Hingga saat ini belum ada pernyataan resmi soal tewasnya orang diduga gembong teroris Poso, Abu Wardah alias Santoso di hutan kawasan Poso, Sulawesi Tengah, Selasa (19/7/2016).
Wakil Komandan Satgas Operasi Tinombala Kolonel Inf Yudha Medi mengatakan, saat ini evakuasi jenazah terkendala cuaca buruk.
"Kami masih melakukan evakuasi, jadi belum berani mengatakan (Santoso), itu baru dugaan. Karena sekarang kan cuaca lagi jelek," kata Yudha saat dihubungi, Selasa (19/7/2016).
Mantan Kepala Penerangan Kostrad ini mengatakan, perjalanan dari lokasi baku tembak dengan titik akhir evakuasi di Palu, Sulawesi Tengah memakan waktu satu sampai dua hari.
Selain itu, buruknya cuaca membuat tim kesulitan untuk meminta dukungan helikopter guna memangkas waktu.
"Perjalanan dari sana ke sini memakan waktu tiga hari pas berangkat. Ini kan baliknya bisa memakan waktu 1-2 hari, nah kalau cuaca jelek jadi tidak bisa dapat dukungan heli," katanya.
Untuk itu Yudha mengaku belum bisa memastikan satu diantara dua jenazah yang berhasil ditembak mati adalah Santoso.
"Kami kalau belum lihat pasti kan bisa salah juga," katanya.
Diberitakan sebelumnya, baku tembak terjadi di Tambarana, Poso Pesisir Utara yang mengakibatkan dua orang dari kelompok Santoso meninggal dunia.
Kapolda Sulawesi Tengah, Brigjen Pol Rudy Sufahriadi membenarkan adanya kontak tembak yang menewaskan dua orang pria dari kelompok Santoso.
"Benar ada kontak tembak dan ada dua orang meninggal dunia. Selain itu ditemukan juga senjata M16 dan sudah kami sita," kata Rudy saat dihubungi wartawan.
Jenderal bintang satu ini juga tidak menampik apabila satu jenazah yang tewas diduga Santoso.
Karena ada kesamaan ciri-ciri fisik yakni memiliki tahi lalat di pipi.
"Mengenai ciri-ciri memang anggota menyebut ada tahu lalat di pipi. Nah Santoso juga punya tahi lalat di pipi. Ini perlu identifikasi lebih lanjut," katanya.