TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Meskipun harus dibuktikan melalui serangkaian proses identifikasi, Polri telah memiliki dugaan soal identitas dua terduga teroris yang tewas dalam baku tembak di Poso, Senin (18/7/2016) kemarin.
Jenazah pertama, diduga kuat Santoso. Sementara, jenazah lainnya diduga kuat tangan kanan Santoso bernama Basri.
"Pertama, diduga Santoso karena ada tahi lalat di antara alis. Kedua, yakni diduga adalah Basri," ujar Kepala Polda Sulawesi Tengah, Brigjen (Pol) Rudy Sufahriadi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (19/7/2016).
Keduanya merupakan terduga teroris yang masuk Daftar Pencarian Orang oleh Polri.
Santoso, lanjut Rudy, merupakan pimpinan kelompok radikal yang bergerilya di Sulawesi Tengah.
Adapun, Basri merupakan terpidana perkara terorisme yang melarikan diri pada tahun 2008 dari LP Ampana.
Setelah melarikan diri, Basri bergabung dengan Santoso bergerilya di hutan.
Kini, jenazah yang diduga Santoso dan Basri sudah sampai di Rumah Sakit Bhayangkara Polri Palu untuk proses identifikasi.
Dia tak dapat memastikan berapa lama proses identifikasi akan rampung. Polisi sudah mendatangkan keluarga Santoso beserta teman-temannya untuk identifikasi melalui pengenalan fisik.
Selain itu, tim juga telah mendapat sampel DNA keluarga untuk dicocokkan dengan jenazah itu.
"Kalau face match tidak terlalu lama. Tapi keputusan hukumannya itu harus melalui tes DNA. Kalau match dua-duanya, pasti akan kami sampaikan," ujar Rudy.
Penulis: Fabian Januarius Kuwado