News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Memburu Jaringan Teroris Santoso

Jusuf Kalla: Siapa Yang Mengajarkan Bahwa Kalau Membunuh Itu Masuk Surga?

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jusuf Kalla

Laporan Wartawan TRIBUNnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla menilai radikalisme pada seseorang yang berujung pada aksi teror, dipicu salah satunya oleh kemarahan.

"Terorisme itu timbul dari pemikiran, karea orang yang marah, anak muda yang marah, maka ingin dihancurkan negerinya," ujarnya dalam sambutan di acara pembukaan Muktamar III Wahdah Islamiyah, di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Selasa, (19/7/2016).

Jusuf Kalla menyebut hal itulah yang terjadi di Afganistan, Iraq dan Suriah, yang menjadi ladang subur Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

Orang orang yang dituduh melakukan aksi teror dari negara-negara tersebut, adalah rakyat yang kecewa negaranya hancur.

"Pertanyannnya siapa yang hancurkan tiga negeri itu?" tanya Jusuf Kalla.

Jusuf Kalla yang sempat membantu perdamaian konflik di Poso, Sulawesi Tengah itu, mengatakan bahwa terorisme juga merupakan masalah kepercayaan.

Sehingga pelaku rela mengorbankan nayawanya.

"Pasti dia tidak mencari uang karena dia mati, pasti dia tidak mencari kedudukan politik juga karena dia mati," ujarnya.

"Apa yang dia cari? yang dia cari adalah surga. Siapa yang mengajarkan bahwa kalau membunuh itu masuk surga ?" tanyanya.

Pemikiran tersebut ia ketahui setelah ia turun langsung dalam mendamaikan konflik antaragama, di Ambon pada 1999 lalu.

Pelalu dari kedua belah pihak mengaku percaya bahwa mereka akan masuk surga.

Menurut Jusuf Kalla, peran alim ulama dalam menyelesaikan masalah terorisme, adalah dengan memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai mana yang benar dan mana yang salah.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini