TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengapresiasi kinerja aparat gabungan TNI Polri dalam memburu Santoso dan kelompoknya.
Perburuan membuahkan hasil berupa ditembaknya dua orang dalam baku tembak di hutan Poso, Sulawesi Tengah, Senin (18/7) sore waktu setempat.
Dari perkembangan terakhir, sudah hampir dipastikan bahwa dua jenazah yang tewas dalam baku tembak dengan Satgas Tinombala salah satunya adalah Abu Wardah alias Santoso dan satu lagi diduga adalah Muchtar.
Untuk sementara Kapolri menyebut wilayah Sulawesi Tengah dan sekitarnya, aman. Tetapi tak menutup kemungkinan kelompok ini akan beregenerasi.
Sementara soal regenerasi, Tito menyebut nama Ali Kalora yang mungkin gantikan posisi Santoso. Ali dan kelompok itu diakuinya memiliki persenjataan, tapi dianggap tak signifikan karena hanya rakitan.
"Oleh karena itu operasi tetap kita jalankan terus sampai operasi netralisir ideologi kekerasan mereka," kata dia,
Tito menegaskan kembali, operasi akan tetap lanjut sampai organisasi radikal ini berhasil ditumpas.
"(Operasi) berlanjut terus sampai nanti yang Ali Kalora yang bersenjata bisa kita lemahkan," tutup Tito.
"Ali Kalora satu lagi, saya kenal dari tahun 2005.Dia tak memiliki kemampuan, kompetensi, leadership seperti Basri dan Santoso," imbuh Tito.
Kemarin, jenazah terduga Abu Wardah alias Santoso dan Muchtar dievakuasi dari pedalaman hutan Poso.
Wakil Komandan Satgas Operasi Tinombala Kolonel Inf Yudha Medi menjelaskan, evakuasi dilakukan dari pedalaman hutan di Poso, Sulawesi Tengah sedikit mengalami kesulitan.
Helikopter pun tidak bisa digunakan lantaran cuaca buruk disekitar lokasi.
"Kalau mau lebih cepat begitu (pakai heli) tapi tidak memungkinkan karena cuacanya," kata Yudha.
Mantan Kepala Penerangan Kostrad ini menyebutkan, evakuasi masih dilakukan dengan menggunakan jalur darat. Dan diprediksi bakal memakan waktu satu sampai dua hari.