TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Pengurus Besar (PB) Ikadan Dokter Indonesia (IDI) Ilham Oetama Marsis memohon maaf ke seluruh rakyat Indonesia, utamanya para orang tua yang anaknya terpapar vaksin palsu.
Bahkan Ilham menyadari permohonan maaf pun dirasa tidak cukup.
Pasalnya penyebaran vaksin palsu kian masif dan banyak anak-anak yang terpapar.
"Kami tidak menampik ada tenaga medis yang terlibat, tapi kan tidak bisa digeneralisir. Kami mohon maaf atas musibah ini, kami akan introspeksi," katanya, Kamis (20/7/2016).
Kemudian untuk tenaga medis yang sudah dijadikan tersangka oleh Bareskrim, Ilham menyerahkan seluruh proses hukumnya ke Bareskrim.
Namun ia berpesan agar Bareskrim menerapkan asas praduga tidak bersalah pada para tenaga medis yang kini ditahan oleh Bareskrim tersebut.
"Di kami akan diproses pelanggaran etika dan disiplinnya pada dokter itu. Kalau untuk pidananya itu kami serahkan ke Bareskrim," katanya.