TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat mulai September 2015 hingga Maret 2016, telah terjadi penurunan angka kemiskinan sebanyak 500 ribu penduduk.
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menjelaskan secara persentase terjadi penurunan masyarakat kurang mampu dari 11,3 persen menjadi 10,86 persen
"Hal itu sudah merupakan angka yang luar biasa. Terjadi penurunan jumlah kemiskinan sebanyak 500 ribu," ujar Khofifah di Jakarta, Senin (25/7/2016).
Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk miskin sebanyak 28,01 juta saat ini, karena dampak inflasi yang terkendali. Dalam hal ini saat daya beli melemah, pemerintah bisa mengendalikan harga.
"Penurunan tidak lepas dari harga pangan yang mengalami kenaikan dan berdampak signifikan terhadap pengeluaran warga miskin dengan 73 persen lebih digunakan untuk membeli kebutuhan pangan," ucap Khofifah.
Khofifah memaparkan pemerintah berupaya memaksimalkan monitoring harga pangan dan melakukan proses stabilisasi harga. Salah satu caranya menurut Khofifah dengan menggelar operasi pasar sehingga harga pangan bisa dijaga dan bahkan cukup terjangkau.
“Kondisi inflasi menurun, berdampak terhadap harga beras yang memiliki signifikansi terhadap penurunan kemiskinan. Termasuk, mengalami La Nina dan asap kebakaran hutan di Kalimantan dan Sumatera, serta banyak kekhawatiran akan kekurangan pangan," papar Khofifah.
Dari hasil data BPS tersebut, bisa menjadi referensi bagi kementerian, serta pemerintah daerah (pemda). Terlebih lagi dengan data kemiskinan itu ada yang berbasis di perkotaan mapun di perdesaan.
"Dibutuhkan intervensi di daerah-daerah dan mesti diupgrade dari percepatan kesejahteraan, kemudian dibikin rincian agar jika ada desa sudah terpetakan, sehingga bisa dilakukan lebih komprehensif," tegas Khofifah.