TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perjalanan kehidupan gembong narkoba Freddy Budiman akan segera berakhir.
Pada pekan ini, bandar narkotika itu akan menjalani eksekusi mati.
Tindak tanduk Freddy memang begitu licin.
Ia kerap kali mengelabuli petugas guna melancarkan bisnis barang laknatnya tersebut.
Keluarga Fredy Budiman bermukim di Jalan Yudistira RT 03 / RW 07 Blok B6 Nomor 20 Kelurahan Tegal Alur, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat.
Warga sekitar mengenal baik sanak saudara Freddy hampir 10 tahun lamanya.
Menurut Opa (48) satu dari tetangganya mengungkapkan rumah tersebut digunakan untuk usaha konveksi.
Bisnis itu dijalani Latif yang merupakan adik kandung Freddy.
Mereka berasal dari Surabaya datang ke Jakarta menjalani usaha konveksi ini.
Keluarga Freddy Budiman dikenal para tetangganya sebagai sosok yang memiliki kepribadian santun dan loyal.
Lambat laun gerak-gerik Freddy beserta antek-anteknya mulai terendus polisi.
Pada tahun lalu anggota BNN berhasil membongkar jaringan gembong narkoba itu.
Freddy ternyata mempunyai pabrik narkotika di bilangan Taman Palem, Cengkareng, Jakarta Barat.
Tempat pembuatan narkoba itu berkedok rumah konveksi.
Jarak ruko pabrik narkoba Freddy ini memang tak jauh dari kediaman keluarganya.
Bahkan polisi menyebut sindikat Freddy Budiman merupakan jaringan narkotika kelas internasional.
"Rumah keluarga Freddy ini dari dulu usahanya konveksi, tapi waktu itu juga sempat digerebek polisi," ujar Opa saat ditemui Warta Kota di Jalan Yudistira Kelurahan Tegal Alur, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat pada Kamis (28/7/2016).
Aparat menemukan sejumlah alat-alat untuk membuat narkoba di dalam ruko yang dijadikan pabrik oleh Fredy.
Petugas pun menyita peralatan konveksi yang dijadikan modus oleh gembong narkotika itu.
"Kalau di rumah keluarganya ini enggak ada peredaran narkoba, polisi memeriksa juga enggak ditemukan narkoba di rumah itu," ucapnya.
Kendati demikian Latif adik Freddy turut ditangkap polisi.
Ia terlibat dalam jaringan narkotika yang dinahkodai kakak kandungnya itu.
"Saya juga enggak nyangka dia (Latif) ikut terlibat. Padahal orangnya itu baik, enggak pelit dan selalu ngejajanin orang banyak," kata Opa.
Penulis: Andika Panduwinata