Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPR, Ade Komarudin, menganggap hujan menyebabkan proses eksekusi mati terhambat.
Pelaksanaan hukuman mati yang dijadwalkan mengeksekusi 14 terpidana yang terealisasi di lapangan hanya empat orang.
Sepuluh terpidana belum dihadapkan dengan regu tembak.
Menurut pria yang akrab disapa Akom tersebut, tidak dapat dipungkiri bahwa pada dini hari tadi terjadi hujan lebat di sekitar Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.
"Saya malam tadi itu nonton di TV menunggu detik-detik (hukuman mati). Dini hari itu hujan lebat banget dan jarak pandangnya katanya diperkirakan susah. Jadi menurut saya mungkin teknik-teknik karena jarak pandang. Saya kira tidak ada masalah kecuali teknis," kata Ade di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (29/7/2016).
Dikatakan Akom, pemerintah dalam hal ini Jaksa Agung sudah menjalankan tugasnya dengan baik.
Ia mencontohkan bagaimana semua pihak dan keluarga terpidana mati diberitahu jelang pelaksanaan eksekusi mati.
"Semua pihak dan keluarga masing-masing diberi tahu kemudian rohaniawan dari Kementerian Agama, saya menonton di TV ada," tuturnya.
Akom pun mendukung untuk dilaksanakannya hukuman mati dan sisa sepuluh terpidana dapat dieksekusi secepatnya.
Menurutnya, jangan berlama-lama untuk melanjutkan hukuman mati, karena hal itu akan menimbulkan kesan yang tidak baik terhadap pemerintah.
"Menurut saya jangan sampai nanti tidak dilakukan (hukuman mati), jangan tebang pilih. Masyarakat pasti menuntut keadilan dan itu dikataakan tidak adil dan itu tidak bagus buat penyelenggaraan kita," katanya.