TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koordinator KontraS, Haris Azhar menerima seribu lebih pesan singkat atau SMS dari warga pasca-dirinya mengungkapkan pengakuan terpidana mati kasus narkoba Freddy Budiman.
Pengakuan yang berisi tentang dugaan keterlibatan penegak hukum dalam bisnis penyelundupan narkoba mendapat respons luar biasa di akun media sosial Haris.
Sebagian besar dalam SMS dan akun media sosial yang diterimanya bersifat dukungan.
Hanya beberapa berisi tanda tanya keraguan terhadap ceritanya, caci maki hingga kalimat berbau ancaman atau teror.
"Memang ada beberapa SMS seperti itu. Tapi, sedikit SMS seperti itu. Saya di-SMS, 'Jangan-jangan lo bandar narkobanya', lalu, 'Memang Siapa lo? Kenapa baru nongol sekarang'. Ada 1.000 lebih SMS yang masuk dalam dua hari ini dari warga luar kota," ujar Haris, Jakarta, Minggu (31/7).
"Selain SMS dan WA, ada juga 4 ribu respon dan like di twitter dan facebook, sebagian besar support. Yang mencaci di facebook dan di twitter saya. Yang di twitter ada yang bilang, 'Memang siapa lo bisa bilang begitu' dan ada yang bilang 'Hati2 kamu, matiin aja orang kaya gini'. Tapi, tidak ada ancaman yang frontal langsung ke saya," sambungnya
Menurut Haris, dari 1.000 SMS dan ratusan pesan yang masuk dalam akun Whatsapp-nya, sekitar 98 persen di antaranya berisi kalimat dukungan untuk dirinya.
"Sebagian besar mendukung, minta informasi Freddy ini terus dibongkar dengan catatan saya harus hati-hati dengan kelompok-kelompok yang disebutkan. Ada juga pengirim SMS yang tanya, apa yang bisa saya bantu. Dan bilang, ini momen yang tepat untuk ungkap oknum-oknum institusi tersebut," jelasnya.
Haris mengungkapkan, justru dua rekannya di kantor KonstraS yang menerima teror secara langsung dari penelepon gelap.
"Dua teman saya di kantor KontraS yang sudah diteror. Mereka ditelepon dengan bilang, 'Eh, guwe kenal lo-lo pada. Itu info, datanya benar nggak. Kalian jangan macam-macam'. Teman saya itu nggak takut, malah menantang balik supaya yang menelepon itu datang ke kantor KonstraS. Sampai sekarang orangnya nggak datang," bebernya.
Haris mengaku nyali dirinya dan rekan-rekannya di KontraS tidak ciut sedikitpun untuk membantu mengungkap kebenaran informasi yang telah diungkapkan oleh Freddy semasa hidup kendati pihak-pihak yang dibeberkannya terbilang mempunyai kekuasaan dan kewenangan khusus.
"Buat kami respon-respon seperti biasa saja. Saya sendiri Insya Allah nggak gentar. Saya akan katakan apa yang saya tahu dan saya yakini itu benar adanya. Kalau kita benar dan menyampaikan dengan ikhlas tanpa embel-embel, mau ada hasil atau justru ada risikonya, pasti ada jalan dari Allah," ujarnya.
Hasil komunikasinya lewat telepon, sejauh ini mantan Kepala LP Batu Nusakambangan Liberty Sitinjak, Suster Yani dan pelayan rohani Andreas selaku saksi pertemuannya dengan Freddy, juga belum mendapatkan ancaman atau teror yang frontal dari pihak luar.
Ia pun berharap hal itu tidak terjadi. Pun demikian dengan keluarga Haris.
"Pak Sitinjak saat ditelepon justru bersemangat. Dia bilang, kejahatan seperti ini harus dilawan. Kalau keluarga masih tetap support, cuma bilang lebih hati-hati saja," ujarnya.