TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masih ingatkah Anda permainan tradisional khas Indonesia yang sering dimainkan kala kecil dulu yakni permainan congklak atau dakon?
Seperti dikutip dari Wikipedia, di Jawa, permainan ini lebih dikenal dengan nama congklak, dakon, dhakon atau dhakonan.
Di beberapa daerah di Sumatera yang berkebudayaan Melayu, permainan ini dikenal dengan nama congkak.
Di Lampung permainan ini lebih dikenal dengan nama dentuman lamban, sedangkan di Sulawesi permainan ini lebih dikenal dengan beberapa nama Mokaotan, Maggaleceng, Aggalacang dan Nogarata.
Permainan ini di Malaysia juga dikenal dengan nama congkak, sedangkan dalam bahasa Inggris permainan ini disebut Mancala.
Ya, umumnya papan congklak itu terbuat dari kayu dan plastik dan sejenis cangkang kerang yang digunakan sebagai biji congklak dan jika tidak ada, kadangkala juga digunakan biji-bijian dari tumbuh-tumbuhan.
Permainan congklak ini menggunakan papan permainan yang memiliki 14 lubang dan 2 lubang besar yang berada di ujung kiri dan kanan.
Setiap 7 lobang kecil di sisi pemain dan lobang besar di sisi kananya dianggap sebagai milik sang pemain. Permainan ini hanya bisa dimainkan oleh 2 orang.
Namun kali ini permainan tradisional Indonesia itu dimainkan oleh para siswa kelas 3 SD Turner School di Canberra, Australia.
Para siswa terlihat duduk berpasangan dengan posisi berhadap-hadapan.
Di tengah mereka, ada papan congklak serta biji-bijinya. Mereka siap untuk bermain congklak.
Seorang guru asal Indonesia, Dyah Candra Arbiningrum asal Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah terlihat berkeliling sambil memberikan penjelasan cara bermainnya.
Ya, saat itu waktu mata pelajaran bahasa Indonesia. Murid-murid terlihat antusias belajar bahasa Indonesia, apalagi dengan alat peraga permainan tradisional.
Ternyata mata pelajaran Bahasa Indonesia sudah berusia 20 tahun lebih di SD Turner School.
Turner School mengajarkan Bahasa Indonesia kepada murid sejak kindergarten atau TK.
Di Turner School, ada 573 siswa dan sebagian besar belajar Bahasa Indonesia sekali dalam seminggu.
Bahasa Indonesia sudah menjadi pelajaran bahasa pilihan utama di sekolah ini.
Selain melalui permainan tradisional, beberapa dari siswa kelas 3 SD itu sudah lancar memperkenalkan diri menggunakan Bahasa Indonesia.
Buku ajar bahasa Indonesia yang menerangkan tentang permainan congklak dibuka, di mana anak-anak bisa membaca petunjuk permainan tradisional itu.
"Congklak is a popular Indonesian game that takes concentration, skill and a good memory. Indonesian children often play it outside by digging hole in the ground and using pebbles, shells or seeds," demikian tertulis dalam buku ajar itu. ( Australia Plus )