TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH - Satu bagian penting untuk kebutuhan jemaah haji mempertahankan kesehatan adalah layanan katering.
Tidak hanya saat jemaah berada di Madinah, tapi juga di Makkah.
Di kota kelahiran Nabi Muhammad SAW, jemaah haji Indonesia mendapatkan layanan katering selama 12 hari.
Layanan katering itu diberikan untuk makan siang dan malam.
Pendistribusian makan siang dari pukul 08.30 -11.00 waktu setempat, sedangkan makan malam pukul 16.30 - 21.00 waktu Saudi.
Seperti halnya pemondokan, transportasi dan lainnya, jemaah haji menganggap layanan katering sudah memenuhi harapan.
Seorang jemaah haji asal Banjarmasin, Nasrullah (47) mengatakan, katering yang disediakan cocok dengan seleranya.
“Rasanya sangat pas,” kata Nasrullah di hotel tempatnya menginap di Mekah, Minggu (21/08/2016).
Nasrullah menambahkan, selama tiga kali menerima katering, pendistribusiannya selalu tepat waktu.
Dalam layanan katering itu, menurut dia, buah-buahan yang diberikan juga bervariasi, mulai apel, pisang, dan lainnya.
"Porsi menunya sudah cukup. Kalau bisa, buah-buahan ditambah anggur,” ujarnya berharap.
Laura, seorang anggota Tim Kesehatan Haji Indonesia yang menyertai rombongan jemaah Banjarmasin ini, juga menilai rasa makanan yang diberikan enak.
Pas sesuai selera Indonesia.
Kualitas katering ini dijaga dengan baik, karena sebelum didistribusikan kepada jemaah, petugas Sanitasi dan Surveillance memeriksa makanan terlebih dahulu.
Pemeriksaan dilakukan pada kemasan, kematangan, dan cita rasa.
Jika dinilai enak dan layak, makanan tersebut baru diserahkan kepada jemaah.
"Ini layak dan enak, silakan didistribusikan,” kata tim Sansur Sektor 6 Pemondokan Daker Mekah, Riko Varias, usai mengetes kualitas makanan.
Tak hanya itu, menurut Riko, satu spesimen makanan akan disimpan 24 jam, sebagai bahan uji laboratorium bila terjadi kondisi yang tidak diinginkan.
“Jadi ada contoh makanan untuk diuji laboratorium kalau misalnya terjadi keracunan makanan,” ujarnya. (MCH)