24 Maret 2016
Doddy: Ada perubahan ketemuan di Mexico jam 11-an, tks.
Doddy: Maaf Pak ES saya call dari jam 7, ajudan Pak Wu mengejar terus apa bisa Pak Bahrullah Akbar ketemu jam 11 di rumah, saya minta.
Eddy Sindoro: Ok Dod, jadi sudah ok ya.
Doddy: Iya pak sudah oke, tks.
Namun, saat dikonfirmasi Jaksa KPK terkait sebutan Pak Wu yang dirinya bicarakan dengan Eddy Sindoro, Doddy berkilah tak mengetahuinya. "Saya kurang tahu," ujarnya.
Tak puas dengan jawaban Doddy, Jaksa KPK kemudian mengkonfirmasi perihal lokasi yang disamarkan Meksiko. Lagi-lagi, Doddy mengelak tak tahu.
Menurut dia, yang tahu adalah ajudan Nurhadi.
"Itu yang tahu dari ajudannya Pak Nurhadi," kata Doddy.
Nama Nurhadi sebelumnya masuk dalam surat dakwaan Doddy.
Nurhadi disebut meminta Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Edy Nasution, untuk segera mengirimkan berkas Peninjauan Kembali (PK) yang diajukan PT Across Asia Limited (AAL), untuk segera dibawa ke MA meski sudah lewat tanggal pengajuan.
Diketahui, anak perusahaan Lippo Group tersebut, berdasarkan putusan kasasi MA dinyatakan pailit melawan PT First Media. Hingga 180 hari berdasar UU, PT AAL tidak mengajukan upaya hukum peninjauan kembali.
"Namun untuk menjaga kredibilitas PT AAL yang sedang berperkara di Hongkong, Eddy Sindoro (presiden komisaris Lippo Group) memerintahkan Wresti Kriatian Hesti mengupayakan peninjauan kembali di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat," kata Jaksa Fitroh di Pengadilan Tipikor Jakarta, Jalan Bungur Raya, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (29/6/2016).
Jaksa menjelaskan, sejatinya, pengajuan PK tersebut telah melewati batas waktu pengajuannya, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2014 tentang Kepailitan.