News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bom di Medan

Pemuda Muhammadiyah: Ada yang Ingin Mendorong Lahirnya Konflik Horizontal

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Personel Gegana Brimob Polda Sumut mengumpulkan barang bukti setelah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep, Jalan Dr Mansur Medan, Sumatera Utara, Senin (29/8). Dari hasil penyelidikan olah TKP, terdapat 20 titik serpihan bekas bubuk mesiu yang masih melekat di dinding dan lantai gereja. TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terlepas apa dibalik motif rencana pemboman Gereja Katolik Stasi Santo Yosep, masyarakat diimbau tidak terpancing dengan upaya-upaya provokasi menyebarkan kebencian antar agama.

Karena menurut Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak, ada pihak-pihak yang ingin mendorong lahirnya konflik horizontal antar anak bangsa melalui peristiwa ini.

"Siapapun dibalik peristiwa tersebut sedang berusaha mendorong lahirnya konflik horizontal dan perpecahan antar anak bangsa," ujar Anggota Tim Evaluasi Penanganan Terorisme, Komnas HAM ini kepada Tribunnews.com, Selasa (30/8/2016).

Untuk itu kembali dia bersuara agar seluruh komponen masyarakat bertanggungjawab untuk merawat sangat toleransi antar sesama umat beragama.

Hal senada juga disuarakan anggota Pansus Teroris, Martin Hutabarat.

Dia menyakini kasus bom rakitan di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep, Jalan Dr mansyur Medan, Sumatera Utara (Sumut), pada Minggu (28/8/2016) kemarin, tidak ada hubungannya dengan agama.

Karenanya politikus Gerindra itu meminta masyarakat Sumatera Utara tidak terpancing atas kejadian di Gereja Katolik St Yosep.

"Saya pun yakin 100% ini bukan soal agama. Ini soal segelintir anak muda saja yang diradikalisasi oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Kita harus bersatu untuk melawan orang-orang atau jaringan yang sedang meradikalisasi anak-anak muda ini di daerah Sumut," ujar Martin.

Dengan itu pula anggota Komisi I DPR RI itu berharap Polisi cepat bertindak mengusut kejadian ini.

Karena dia menyakini pasti ada aktor di belakangnya ‎IAH (18) tersangka kasus bom rakitan di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep, Jalan Dr mansyur Medan, Minggu (28/8/2016) kemarin.

Kedepan acara-acara di Gereja dan di Masjid-masjid perlu mulai ditingkatkan pengamanannya.

Sebab bukan tidak mungkin Masjid-masjid juga akan menjadi sasaran bom bunuh diri, sesudah Gereja.

"Seperti yang pernah terjadi beberapa tahun lalu di Masjid Polres di Ceribon dimana seorang anak muda meledakkan bom yang dibawanya dalam ransel di samping Kapolres sehingga dia meninggal dan melukai banyak orang," ujarnya.

Pendeknya, tegas dia, teroris ini targetnya membuat teror yang menimbulkan ketakutan pada banyak orang. Itulah teroris.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini