News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kapolri: Selamat Senior

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian melantik Wakapolri baru, Komjen Syafruddin, di Rupatama Mabes Polri, Sabtu (10/9/2016)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Kepala BIN, Jenderal Polisi Budi Gunawan, Sabtu (20/9) hadir dalam acara pelantikan Wakapolri baru pengganti dirinya, Komjen Syafruddin di Rupatama Mabes Polri. Ketiganya, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, Komjen Syafruddin dan Jenderal Budi Gunawan kemudian berpose bersama.

Saat menghadiri acara, Budi Gunawan ada di barisan paling depan , diikuti oleh perwakilan anggota DPR, Komisioner Kompolnas, Irwasum, Kabarhakam, Kabareskrim, Kabaintelkam, dan seluruh jajaran utama. "Kita semua harus wajib bersyukur, dalam susana yang cukup sederhana ini kita melaksanakan upacara sangat penting. Pelantikan orang kedua di jajaran Polri," ungkap Tito.

Tito melanjutkan pelantikan orang nomor dua di Institusi Polri itu memiliki peran penting dalam pembenahan ke dalam. Mantan Kapolda Metro Jaya ini berharap nantinya pembenahan anggota bisa ?memperbaiki citra Polri di mata publik.

Terakhir, Tito mengucapkan terima kasih kepada Budi Gunawan dan istri atas pengabdiannya pada Institusi Polri. "Selamat ke senior kami bapak Jenderal Polisi Budi Gunawan yang telah mengemban amanat baru sebagai Kepala BIN. Mudah-mudahan bapak bisa melaksanakan tugas yang sangat penting bagi BIN. Kami sepenuhnya dukung langkah BIN," terangnya.

Komjen Syafruddin menggantikan posisi Wakapolri sebelumnya, Budi Gunawan yang kini naik menjadi bintang empat dan menduduki posisi Kepala BIN. Pantauan Tribunnews.com kemarin, pelantikan selain dihadiri oleh Kepala BIN, Jenderal Polisi Budi Gunawan, perwakilan anggota DPR, komisioner Kompolnas, pejabat utama Mabes Polri, beberapa Kapolda, dan Kapolres di wilayah hukum Polda Metro Jaya.

Acara pelantikan berlangsung hitmat dan sederhana. Saat pelantikan Syafruddin tidak didampingi istri lantaran tengah dalam kondisi yang tidak sehat. Dalam acara itu, Kapolri menjelaskan dirinya tak asal memilih Komjen Syafruddin sebagai Wakapolri. Tito memutuskan memilih Syafruddin sebagai pengganti Budi Gunawan setelah berkonsultasi dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Ini konsekuensi karena Wakapolri yang lama menjadi Kepala BIN. Jadi terjadi kekosongan. Saya laksanakan ini secepatnya setelah saya konsultasi pada Presiden, Mensesneg dan lain-lain," ungkap Tito.

"Karena kekosongan ini ada operasi kita pengamanan arus mudik, arus balik dan pengamanan Idul Adha," imbuhnya.

Kapolri menegaskan kembali, tak masalah ada dua jenderal aktif di insitusinya. Ia pun menepis kemungkinan akan ada 'matahari kembar'. Enggak masalah. Karena dalam struktur itu cuma satu. Sama saja. Kewenangan penanganan komando Polri ada di tangan Kapolri. Pak Budi Gunawan beliau penanggung jawab komado di BIN. Tapi kami tetap jaga hubungan komunikasi lainnya," tutur Kapolri.

Meski dilantik sebagai Kepala BIN baru, Budi Gunawan diketahui belum pensiun dari jabatannya sebagai anggota Polri. Budi baru akan memasuki masa pensiun tahun depan. Dengan masa pensiun yang masih panjang, maka ada dua jenderal bintang empat di tubuh Polri. Tito menegaskan, secara struktural, Budi sudah tidak lagi menduduki jabatan di instansi Polri. Artinya, komando Polri tetap berada di tangannya.

Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Poengky Indarti menganggap tak ada yang salah jika ada dua Jenderal Polisi secara bersamaan. Ia yakin, tak ada guncangan antara Polri dan BIN karena adanya Jenderal "kembar". Hal tersebut dikarenakan masing-masing memiliki tugas pokok dan fungsi sendiri. "Tidak masalah ada dua jenderal polisi bintang empat aktif. Kan yang satu Kapolri, satunya Kepala BIN, jadi beda institusi," ujar Poengky.

Dikatakan, naiknya pangkat Budi Gunawan merupakan kewenangan Presiden. Hal tersebut diatur dalam Pasal 15 UUD 1945 yang isinya, Presiden berhak memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan undang-undang. "Jadi itu hak prerogatif presiden. Konstitusional," kata Poengky. (tribun/theresia felisiani/kompas.com

JAKARTA-Kepala BIN, Jenderal Polisi Budi Gunawan, Sabtu (20/9) hadir dalam acara pelantikan Wakapolri baru pengganti dirinya, Komjen Syafruddin di Rupatama Mabes Polri. Ketiganya, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, Komjen Syafruddin dan Jenderal Budi Gunawan kemudian berpose bersama.

Saat menghadiri acara, Budi Gunawan ada di barisan paling depan , diikuti oleh perwakilan anggota DPR, Komisioner Kompolnas, Irwasum, Kabarhakam, Kabareskrim, Kabaintelkam, dan seluruh jajaran utama. "Kita semua harus wajib bersyukur, dalam susana yang cukup sederhana ini kita melaksanakan upacara sangat penting. Pelantikan orang kedua di jajaran Polri," ungkap Tito.

Tito melanjutkan pelantikan orang nomor dua di Institusi Polri itu memiliki peran penting dalam pembenahan ke dalam. Mantan Kapolda Metro Jaya ini berharap nantinya pembenahan anggota bisa ?memperbaiki citra Polri di mata publik.

Terakhir, Tito mengucapkan terima kasih kepada Budi Gunawan dan istri atas pengabdiannya pada Institusi Polri. "Selamat ke senior kami bapak Jenderal Polisi Budi Gunawan yang telah mengemban amanat baru sebagai Kepala BIN. Mudah-mudahan bapak bisa melaksanakan tugas yang sangat penting bagi BIN. Kami sepenuhnya dukung langkah BIN," terangnya.

Komjen Syafruddin menggantikan posisi Wakapolri sebelumnya, Budi Gunawan yang kini naik menjadi bintang empat dan menduduki posisi Kepala BIN. Pantauan Tribunnews.com kemarin, pelantikan selain dihadiri oleh Kepala BIN, Jenderal Polisi Budi Gunawan, perwakilan anggota DPR, komisioner Kompolnas, pejabat utama Mabes Polri, beberapa Kapolda, dan Kapolres di wilayah hukum Polda Metro Jaya.

Acara pelantikan berlangsung hitmat dan sederhana. Saat pelantikan Syafruddin tidak didampingi istri lantaran tengah dalam kondisi yang tidak sehat. Dalam acara itu, Kapolri menjelaskan dirinya tak asal memilih Komjen Syafruddin sebagai Wakapolri. Tito memutuskan memilih Syafruddin sebagai pengganti Budi Gunawan setelah berkonsultasi dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Ini konsekuensi karena Wakapolri yang lama menjadi Kepala BIN. Jadi terjadi kekosongan. Saya laksanakan ini secepatnya setelah saya konsultasi pada Presiden, Mensesneg dan lain-lain," ungkap Tito.

"Karena kekosongan ini ada operasi kita pengamanan arus mudik, arus balik dan pengamanan Idul Adha," imbuhnya.

Kapolri menegaskan kembali, tak masalah ada dua jenderal aktif di insitusinya. Ia pun menepis kemungkinan akan ada 'matahari kembar'. Enggak masalah. Karena dalam struktur itu cuma satu. Sama saja. Kewenangan penanganan komando Polri ada di tangan Kapolri. Pak Budi Gunawan beliau penanggung jawab komado di BIN. Tapi kami tetap jaga hubungan komunikasi lainnya," tutur Kapolri.

Meski dilantik sebagai Kepala BIN baru, Budi Gunawan diketahui belum pensiun dari jabatannya sebagai anggota Polri. Budi baru akan memasuki masa pensiun tahun depan. Dengan masa pensiun yang masih panjang, maka ada dua jenderal bintang empat di tubuh Polri. Tito menegaskan, secara struktural, Budi sudah tidak lagi menduduki jabatan di instansi Polri. Artinya, komando Polri tetap berada di tangannya.

Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Poengky Indarti menganggap tak ada yang salah jika ada dua Jenderal Polisi secara bersamaan. Ia yakin, tak ada guncangan antara Polri dan BIN karena adanya Jenderal "kembar". Hal tersebut dikarenakan masing-masing memiliki tugas pokok dan fungsi sendiri. "Tidak masalah ada dua jenderal polisi bintang empat aktif. Kan yang satu Kapolri, satunya Kepala BIN, jadi beda institusi," ujar Poengky.

Dikatakan, naiknya pangkat Budi Gunawan merupakan kewenangan Presiden. Hal tersebut diatur dalam Pasal 15 UUD 1945 yang isinya, Presiden berhak memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan undang-undang. "Jadi itu hak prerogatif presiden. Konstitusional," kata Poengky. (tribun/theresia felisiani/kompas.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini