TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah angkat bicara mengenai penangkapan Ketua DPD Irman Gusman oleh KPK. Fahri menceritakan awal mula perkenalan dengan Irman Gusman
"Saya kenal Irman Gusman tahun 1995, saya mau bikin skripsi dia baru beberapa tahun pulang sekolah S2. 21 tahun lalu, saya belum lulus kuliah dia sudah jadi orang kaya raya," kata Fahri melalui pesan singkat, Minggu (18/9/2016).
Akhirnya, Fahri mengetahui Irman Gusman sepulang sekolah dari Amerika Serikat, menyelamatkan bisnis keluarganya. Ia pun mengetahui orangtua Irman sebagai orang Minang yang sangat terhormat.
"Keluarga itu memang keluarga kaya. Pengusaha kayu dan perkebunan yang maju," kata Fahri.
Ia lalu menceritakan Irman Gusman memerlukan peneliti untuk sebuah penulisan karya ilmiah jelang 1996. Fahri diminta sebagai peneliti.
Pada 1996, Fahri akhirnya berkerja di kantor dan rumah Irman Gusman untuk memulai penelitian. Saat itu, Irman merupakan pengusaha muda yang sedang naik daun. "Dia aktif di HIPMI. Biasalah, anak HIPMI sedang gandrung melakukan advokasi UKM dan pengusaha pribumi," katanya
Fahri menyiapkan dokumen dan hasil penelitian. Lalu, mulai menulis dan diskusi pertama di Harian Kompas. Irman Gusman, katanya, menjadi salah satu pembicara membela UKM dan pengusaha pribumi.
"Acara itu duku dibuka sendiri oleh Pak Jacob utama. Dimoderatori oleh Ginanjar Kartasasmita," kata Fahri
Fahri menyebutkan pada saat itu Orde Baru ingin melakukan semacam koreksi agar kelas menengah pribumi bertumbuh. Dampaknya, UKM dan koperasi kuat.
"Itulah kenangan awal saya dengan Irman Gusman, orang Minang yang terpandang. Jarak antara Irman Gusman dan kejahatan itu jauh sekali, sangat jauh," ungkapnya.
Fahri mengingat pada tahun 1996 menjelang lulus, Irman memperkenalkan dirinya dengan pendiri Johor Corporation Tan Sri Muhammad Ali. Mantan Wasekjen PKS itu menuturkan sejak 20 tahun lalu, Irman Gusman telah memiliki kawan-kawan besar.
"Sampai sekarang. Pergaulan beliau luas. Maka saya heran dituduh korupsi Rp 100 juta? Entahlah apa yang terjadi. Tapi saya merasa ada yang tidak adil orang sebaik Irman Gusman dirusak seperti ini," jelasnya.
Ia pun berharap Irman Gusman berani membela diri. Fahri pun memgaku prihatin dengan kasus tersebut.
Apalagi, DPD merupakan lembaga baru sebagai perlambang lahirnya demokrasi.
"Semoga ujian ini mendewasakan kita semua khususnya DPD dan Irman Gusman," tuturnya.