Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur (Jatim) masih memeriksa secara intensif Kanjeng Dimas Taat Pribadi.
Kanjeng Dimas menjadi tersangka otak pembunuhan berantai dari dua mantan santrinya yakni Abdul Gani dan Ismail.
Polda Jatim juga memeriksa Kanjeng DImas atas dua laporan dugaan penipuan dengan modus penggandaan uang.
Belakangan, laporan penipuan juga terjadi tidak hanya di Jatim. Bareskrim Polri juga menerima satu laporan polisi dugaan penipuan modus yang sama.
Atas hal itu, Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigjen Agus Andrianto mengaku pihaknya pasti akan memeriksa Kanjeng Dimas.
"Iyalah, pasti dia (Kanjeng Dimas Taat Pribadi) kami periksa. Terlebih dia yang dilaporkan," tegas Agus, Kamis (29/9/2016).
Jenderal bintang satu ini mengaku sudah merencanakan adanya pemeriksaan Kanjeng Dimas sebagai terlapor.
Pemeriksaan baru akan dilakukan setelah penyidikan kasus Kanjeng Dimas Taat Pribadi rampung di Polda Jatim.
"Kan sementara ini masih di proses di Polda Jawa Timur. Jadi biarkan proses di Jawa Timur dulu," tambahnya.
Agus melanjutkan, meski Abdul Gani, saksi kunci dugaan penipuan Kanjeng Dimas Taat Pribadi senilai Rp 25 miliar telah meninggal namun pemeriksaan ke saksi lain masih berproses.
"Laporan yang di Bareskrim tetap jalan terus. Ada empat saksi yang sudah diperiksa yakni kuasa huhum korban, korban (Muhammad Ainul Yaqin) dan dua saksi dari Probolinggo. Dari merekalah kami tahu ada saksi kunci Abdul Gani yang meninggal," tambah Agus.
Diberitakan, Brimob Polda Jatim mengerahkan 600 anggotanya untuk menggerebek Padepokan Kanjeng Dimas Taat Pribadi Kamis (22/9/2016) silam.
Kanjeng Dimas Taat Pribadi ditangkap berdasarkan laporan polisi di Probolinggo pada 6 Juli 2016, atas dugaan keterlibatan dalam perencanaan pembunuhan terhadap dua mantan santrinya yakni Abdul Gani dan Ismail.
Dalam pembunuhan itu, tersangka Kanjeng Dimas Taat Pribadi memerintahkan anak buahnya bernama Wahyu untuk menghabisi Abdul Gani dan Ismail, mereka berencana membongkar mengenai penggandaan uang yang dilakukan sang guru.