TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perawat sebagai bagian terbesar unsur kesehatan, berperan strategis dalam fase penanganan bencana.
Sayangnya pendekatan paripurna dalam penanganan bencana belum dipraktekkan secara nyata dan merata di seluruh dunia.
"Di Indonesia tidak semua perawat yang berjumlah 962 ribu orang belum memiliki kemampuan penanganan kegawat darutan saat bencana," kata Harif Fadhilah SKp SH, Presiden Persatuan Perawat Nasional Indonesia kepada Tribunnews, Kamis (29/9/2016).
Pihaknya merencanakan akan memberikan tranning bersertifikasi bagi perawat untuk penanganan masalah kebencanaan ini.
"Tapi dalam penanganan bencana, perawat tidak bisa sendiri harus melibatkan pihak lainnya. Mereka akan terlibat dalam tim bantuan kesehatan yang biasanya di bawah koordanasi BNPB," katanya.
Harif mengatakan, pihaknya saat ini tengah berproses menjalin kerjasama dengan BNPB dalam rangka mengembangkan kemampuan perawat menghadapi bencana.
"Di BNPB berbagai panduan penanganan bencana sangat lengkap, sehingga melalui kerjasama ini nantinya kami bisa memperoleh banyak informasi atau pengetahuan," katanya.
Terkait peran perawat dalam penanganan bencana, selama dua hari perawat di tujuh negara berkumpul di Jakarta untuk mengantisipasi ancaman dampak bencana melalui ajang World Society Disaster Nursing Academic Conference ke-4.
"Ajang ini menjadi pertukaran pengalaman serta penyampaian hasil penelitian perawat ahli dalam kebencanaan dari berbagai negara maju dan berkembang," kataanya.