News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilgub DKI Jakarta

Demokrat Minta Ahok Sampaikan Maaf kepada Seluruh Warga DKI

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Basuki Tjahaja Purnama mengklaim dirinya sudah teruji melalui laporan harta kekayaan penyelenggara negara. Sementara sebaliknya, Sandiaga Uno justru dianggapnya tidak taat pajak karena mengikuti proses pengampunan pajak atau tax amnesty.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPP Demokrat Khatibul Umam Wiranu menuturkan kutipan Ayat 51 Surah Al-Maidah yang disitir oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama telah melukai hati warga DKI Jakarta yang mayoritas beragama Islam.

Pasalnya, Ahok secara langsung menempatkan ayat tersebut yang bermakna larangan untuk memilih “Pemimpin Non-Muslim” sebagai objek pembohongan.

"Ungkapan 'dibohongi pakai surat Al-Maidah 51' sama saja menyinggung dan mendeskreditkan umat Islam yang meyakini kebenaran ajaran agamanya," kata Khatibul dalam keterangan tertulis, Minggu (9/10/2016).

Sebagai Gubernur yang juga pemimpin warga DKI Jakarta, Khatibul Umam Wiranu menilai sudah selayaknya Ahok menempatkan segala perilakunya yang sesuai dengan fungsi, tugas dan kewenangannya.

Tidak menempatkan pihak lain yang berseberangan, apalagi pemeluk agama yang berbeda dengan keyakinannya sebagai lawan.

Karena itu, menurut Anggota Komisi VIII DPR itu, pernyataan Ahok tersebut telah menunjukkan tidak pantas menggunakan dan mengeksploitasi keyakinan ajaran agama lain demi kepentingan dirinya ataupun kepentingan politiknya.

"Pernyataan tersebut telah menunjukkan bahwa ia telah menjadikan teks kitab suci yang dipandang sakral sebagai instrumen politik dan membawanya ke panggung politik praktis," kata Khatibul Umam Wiranu.

Khatibul pun meminta Ahok menyampaikan pernyataan maaf atas pernyataan tersebut kepada seluruh warga DKI Jakarta. Pernyataan maaf tersebut tidak hanya ditujukan kepada umat Islam yang secara langsung dinistakan oleh pernyataan tersebut.

"Tapi juga kepada seluruh masyarakat yang beragama selain Islam," kata Khatibul Umam Wiranu.

Ia berharap, peristiwa tersebut menjadi peristiwa terakhir. Ahok harus menunjukkan dirinya sebagai figur yang tidak selamanya benar di hadapan publik, apalagi terkait dengan keyakinan agama.

"Menjelang Pilkada DKI Jakarta 2017, Ahok harus memberi contoh tentang pemimpin yang menghargai perbedaan, tidak mengekploitasi perbedaan dan menjadikannya musuh untuk kepentingan politik praktis," kata Umam Wiranu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini