TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen TNI Sabrar Fadhilah membantah latihan helikopter bersenjata menjelang aksi unjuk rasa di depan Istana, Jakarta, pada Jumat (4/11/2016), adalah hal yang berlebihan.
Unjuk rasa tersebut untuk menuntut proses hukum terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang dianggap menistakan agama.
Menurut Fadhilah, dalam konteks gangguan keamanan, selalu tidak bisa diprediksi. Oleh sebab itu, latihan menghadapi situasi yang tidak bisa diprediksi itu adalah hal yang mutlak dilakukan TNI.
"Untuk situasi gangguan keamanan, tidak bisa dibilang, tunggu nanti, lihat nanti. Dipersiapkan terlebih dahulu itu lebih baik," ujar Fadhilah saat dihubungi, Kamis (3/11/2016).
Fadhilah memastikan, yang penting latihan itu bukanlah latihan seperti TNI hendak terjun dalam peperangan.
"Persiapan TNI ini, latihan helikopter ini bukan seperti untuk menghadapi musuh dalam perang. Ini hanya latihan pencegahan saja dari hal-hal yang tidak diinginkan agar masyarakat nyaman," lanjut dia.
TNI hanya mengantisipasi jika ada pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab dengan menyulut massa pengunjuk rasa sehingga mengganggu ketertiban dan keamanan masyarakat.
"Yang dikhawatirkan itu kan jika ada unsur lainnya yang menyulut. Namanya massa kan psikologinya sulit. Jika ada orang-orang yang memanfaatkan kondisi itu untuk memecah belah, itu yang kami antisipasi," ujar dia.
Fadhilah memastikan, TNI akan menjaga pengunjuk rasa dari aksi-aksi provokatif agar tuntutan yang mereka suarakan dapat tercapai.
Sebelumnya, beberapa helikopter TNI Angkatan Darat, Kamis siang, mondar-mandir terbang rendah di atas Istana Kepresidenan.
Pantauan Kompas.com, keempat helikopter itu terbang dua kali melintas di atas Kompleks Istana Kepresidenan.
Pertama, sekitar pukul 13.10 WIB. Kedua, yakni sekitar pukul 13.30 WIB.
Dari daratan, senjata otomatis tampak berada di sisi kanan heli. Seorang tentara berpakaian lengkap juga tampak berada di belakang senjata laras panjang tersebut.
Namun, tidak terlihat jelas apakah ada tentara lain yang berada di dalam helikopter tersebut.
Selain di atas Kompleks Istana Kepresidenan, helikopter jenis yang sama juga terbang rendah di kawasan Bundaran Hotel Indonesia.
Aktivitas helikopter tersebut terjadi sekitar pukul 09.00 WIB.
Unjuk rasa 4 November diinisasi sejumlah ormas keagamaan.
Rencananya, aksi digelar di sekitaran Kompleks Istana Kepresidenan.
Polisi memprediksi 35.000 orang bakal hadir dalam aksi tersebut.
Rencananya, pengunjuk rasa akan bergerak dari Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, seusai menunaikan shalat Jumat.
Selanjutnya, massa akan bergeser ke depan Istana Merdeka.
Aksi unjuk rasa ini merupakan aksi lanjutan yang digelar pada Jumat (14/10/2016). Saat itu, massa melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor Bareskrim dan Balai Kota DKI Jakarta.
Penulis: Fabian Januarius Kuwado