TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Leonardo, induk perusahaan helikopter AgustaWestland mengatakan, helikopter AW101 yang sedianya akan dibeli oleh TNI AU bukanlah helikopter yang dibuat khusus untuk keperluan pengangkutan VVIP.
Helikopter ini didesain untuk menjalankan beragam misi, dari angkut pasukan, misi SAR, patroli, termasuk pengangkutan VVIP.
“Ada satu pihak yang mengatakan bahwa AW101 adalah helikopter VVIP. Saya menyatakan, tidak ada yang namanya helikopter VVIP,” ujar Lorenzo Pariani, Head of Region Leonardo Helicopters saat bertemu Angkasa siang tadi (3/11/2016).
Namun demikian, Lorenzo tidak menampik jika di beberapa negara helikopter AW101 menjalani misi untuk pengangkutan VVIP.
Sebab menurutnya, heli ini sangat nyaman dan paling aman di kelasnya.
“Seorang VVIP tidak perlu berjalan membungkuk saat masuk heli ini karena tinggi kabinnya sekitar 1,93 m. Faktor keamanan dan fitur pengamanan diri di AW101 sudah paling baik di kelasnya. Jadi, tak heran kalau banyak negara AW101 digunakan untuk mengangkut kepala negara mereka,” tuturnya.
Selain menolak dikatakan sebagai heli khusus VVIP, Lorenzo juga mengatakan bahwa helikopter AW101 bukanlah sekelas dengan Super Puma ataupun Cougar.
Sehingga, otomatis AW101 tidak bisa dibandingkan secara langsung dengan kedua helikopter itu.
Di kesempatan yang sama, Lorenzo juga menjamin ketersediaan suku cadang dan dukungan perawatan yang memadai bagi seluruh operator helikopter yang sekarang berganti nama menjadi Leonardo ini di Indonesia, termasuk jika kelak TNI AU mengakuisisi helikopter AW101.
“Komitmen kami, kami akan bekerjasama dengan perusahaan Maintenance, Repair and Operations (MRO) lokal yang sepenuhnya dikendalikan oleh orang Indonesia."
Selain itu, Leonardo juga menjamin akan memberikan dukungan pelatihan secara penuh dan pusat pelatihan sumber daya manusianya di Indonesia.
“Mudahnya, kami ingin menggandeng MRO lokal yang dikendalikan penuh oleh orang Indonesia, melatih, merintis pusat pelatihan, dan pastinya menjual produk kami di Indonesia. Semudah itu,” ujarnya.
PENULIS: Remigius Septian/Angkasa