TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Abu Jandal, tokoh ISIS asal Indonesia dipastikan tewas.
Hal ini bisa menjadi salah satu alasan bagi anggota kelompoknya di Indonesia untuk melakukan balas dendam.
Peneliti terorisme UI Ridlwan Habib menilai figur Abu Jandal cukup berpengaruh. " Dia perekrut, terutama jaringan di Indonesia bagian timur, " kata Ridlwan Habib di Jakarta, Rabu ( 9/11/2016).
Abu Jandal, yang pernah membuat video menantang panglima TNI, sebenarnya bukan kombatan handal.
"Dia lebih dikenal sebagai perekrut karena keahliannya berbicara manis, perayu, " kata alumni S2 Kajian Intelijen UI tersebut.
Beberapa warga biasa bahkan tak luput dari rayuan Abu Jandal untuk berangkat ke Suriah.
Sebagian dari mereka melarikan diri pulang ke Indonesia dengan penuh kekecewaan.
"Mereka kecewa karena gaji yang diterima dari ISIS sangat sedikit sedangkan resikonya besar, " kata Ridlwan Habib.
Meski begitu, figur Abu Jandal bagi pengikutnya di Indonesia masih disegani.
"Dua hari yang lalu sudah beredar foto Abu Jandal yang disebut syahid di jejaring sosial media mereka, " kata Ridlwan Habib.
Ridlwan menjelaskan, bagi pengikutnya di Indonesia sasaran pelampiasan dendam bisa pada fasilitas fasilitas Amerika Serikat di Indonesia.
"Sebab, AS merupakan penyokong utama koalisi melawan Isis yang menewaskan Abu Jandal di Mosul , Irak, " kata Ridlwan Habib.
Hal ini, lanjutnya, perlu diantisipasi. " Jangan lupa, kelompok pro ISIS di Indonesia memiliki kemampuan cyber terrorism yang cukup baik, ini harus diwaspadai, " kata Ridlwan Habib.