Sekalipun sudah berlalu akhir Oktober lalu, namun terlalu sayang jika momen dalam Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XV 2016 tidak dibagikan kepada publik.
Setidaknya itulah yang dirasakan Djuli Pamungkas, Ketua Wartawan Foto Bandung (WFB) sekaligus fotografer Galamedia, saat ditanya pengalamannya meliput Peparnas, 15-24 Oktober lalu.
Secara simultan, WFB bekerjama dengan Pemprov Jawa Barat juga akan segera menggelar pemeran foto bertajuk "Jabar Kahiji, Kilas Balik PON dan Peparnas 2016" di Lapangan Gasibu pada 4-11 Desember mendatang.
Sebanyak 100 foto dari 35 fotografer akan dipamerkan pada 4-11 Desember 2016, kelak yang sebelumnya dikurasi dua fotografer senior di Bandung sekaligus para pionir WFB yakni Andri Gurnita dari Pikiran Rakyat dan Imam Cahyadi (Galamedia).
Menurut dia, persepsi apalagi stigma lemah pada kaum difabel terpatahkan jika melihat prestasi dan kebanggaan yang dibuat para atlet dalam Peparnas lalu. Apalagi capaian itu diraih dengan menjunjung tinggi sportivitas.
"Meliput kegiatan penuh sportivitas merupakan hal yang menyenangkan. Dan khusus Peparnas saya merasa visual saat memotret lebih greget. Mereka punya keterbatasan dan tetap bertarung hebat, bangga, salut walau ada terkadang rasa iba saat memotret, campur aduk perasaan," ungkapnya di Bandung, Rabu (9/11/2016) pagi.
Secara pribadi, kata dia, banyak hal yang menjadi pelajaran buatnya dari para atlet yang melampaui keterbatasan menuju juara itu.
Dia merasa terinspirasi, terjalar semangat bisa lebih baik dan membanggakan diri serta orang lain. Para atlet yang tak biasa itu sudah efektif mengajarkannya tentang arti harapan dan kemauan yang teguh dalam mencapai impian.
"Karenanya, saya berharap pengunjung pameran foto WFB nanti jangan menaruh rasa kasihan jika melihat atlet Peparnas. Justru kita harus mengagungkan kehormatan bagi mereka, bukan sebuah kemustahilan bagi difabel untuk berjuang juara bersama keistimewaannya," katanya.
Tim Penyiaran Pelayanan Media (PPM) PB PON Peparnas sendiri akan membuat buku dokumentasi esai foto dan narasi terkait Peparnas mengikuti buku sejenis berisikan PON yang sudah dirilis berjudul "Berjaya di Tanah Legenda."
Bekerjasama kembali dengan Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara, buku tersebut saat ini dalam proses dan diharapkan menjadi rujukan semua pihak, terutama bagi PB PON Peparnas berikutnya di Papua tahun 2020 nanti.
Djuli melanjutkan, pemeran kelak diharapkan menimbulkan berbagai persepsi positif bagi penikmat foto khususnya dan masyarakat pada umumnya. Terutama tentang arti perjuangan dan kerja keras.
"Kami para pewarta foto dari berbagai media di Jawa Barat, khususnya di Bandung, ingin kembali memperlihatkan bagaimana kesuksesan pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) dan Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) 2016 di Jawa Barat," katanya.
Dan, sekali lagi, di luar dokumentasi prestasi yang ditorehkan tuan rumah sebagai juara umum dalam ajang olahraga bergengsi tingkat nasional ini, juga akan membingkai semangat, motivasi, sportivitas, dan daya juang tinggi para atlet dalam meraih kemenangan.
"Jepretan yang ditampilkan ada yang sudah dipublikasikan, tapi lebih banyak yang belum diketahui khalayak ramai. Belum banyak orang mengetahui bagaimana kondisi atlet berjuang dengan penuh semangat. Kami akan perlihatkan kondisi di dalam maupun luar arena," katanya. (*)