Laporan Wartawan Tribunnews, Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Ketua KPK, Antasari Azhar jelang kebebasannya berharap tidak 'diseret-seret' ke dalam konflik politik pihak lain maupun mendorongnya untuk membuka tabir di balik kasusnya.
Namun, Antasari Azhar menegaskan, dirinya sudah ikhlas terhadap apa yang menimpanya.
Hal itu disampaikan Antasari Azhar menyusul berkembangnya spekulasi di luar lapas, dirinya akan dikaitkan hubungan kurang harmonis antara Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait aktor politik demo 4 November 2016.
Ia didorong untuk membuka tabir di balik rekayasa kasusnya hingga membuka informasi kaitannya dengan SBY.
Antasari Azhar divonis terbukti bersalah dan dipidana penjara selama 18 tahun atas kasus pembunuhan bos PT Putra Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkarnaen yang terjadi pada Maret 2009.
Antasari Azhar sudah meninggalkan Lapas Kelas 1 Tangerang pada Kamis, (10/11/2016) ini setelah mendapat Pembebasan Bersyarat (PB) pasca-menjalani 2/3 masa hukuman.
Ia telah menjalani hukuman penjara murni 7 tahun 6 bulan dan mendapatkan potongan masa hukuman atau remisi selama 53 bulan 20 hari.
Ia menyatakan, untuk sementara waktu atau selama tiga bulan pertama akan istirahat di rumah sebelum menentukan jalan hidup selanjutnya.
Pilihan jalan hidup Antasari Azhar selanjutnya tersebut akan ditentukan setelah ia menunaikan ibadah umroh ke Tanah Suci, Mekah pada Januari 2017.
Di antaranya profesi yang akan digeluti hingga rencana membuka tabir rekayasa di balik kasusnya. (*)