News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ternyata Ini Status Kerja Pengumpat Gus Mus di PT Adhi Karya, Karier Segera Tamat

Editor: Robertus Rimawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pejabat Rais Aam PBNU KH A Mustofa Bisri atau Gus Mus saat berbicara hadapan peserta Muktamar Ke-33 NU di alun-alun Jombang, Senin (3/8). Gus Mus menyampaikan hasil kesepakatan para kiai sepuh dan rais syuriyah apabila ada pasal yang tidak disepakati muktamarin akan diselesaikan dengan pemungutan suara. Pasal yang memuat tentang ahlul halli wal aqdi (AHWA) dihapus. Karena menyangkut pemilihan pemimpin baru yang diatur oleh AD/ART NU, maka pasal pemilihan rais aam dan ketua umum merujuk pada hasil sidang Komisi Organisasi yang digelar di Pesantren Mamba?ul Ma?arif Denanyar. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisaris Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) Fadjroel Rachman menuturkan, Pandu Wijaya adalah pekerja kontrak yang dipekerjakan dalam proyek renovasi Stadion Utama Gelora Bung Karno.

"Yang bersangkutan itu bekerja kontrak di proyek kami renovasi GBK, bukan karyawan kantor pusat," ujar Fadjroel kepada Kompas.com, Jumat (25/11/2016).

Fadjroel juga menuturkan, jika proyek renovasi GBK sudah 100 persen rampung dikerjakan, kontrak kerja Pandu Wijaya pun akan berakhir.

"Kalau proyek GBK selesai, yang bersangkutan tidak lagi bekerja di ADHI karena itu surat peringatan dari pimpinan proyek, bukan dari Direktur SDM," tutur Fadjroel.

Sebagai informasi, Pandu Wijaya adalah pekerja kontrak ADHI yang telah berkomentar nyinyir pada akun Twitter pengasuh Pondok Pesantren Raudlatuth Thalibin Rembang, Mustofa Bisri atau Gus Mus.

Karena telah dinilai merugikan nama baik perusahaan, Fadjorel lantas meminta Pandu Wijaya untuk segera menemui Gus Mus.

Hal itu dilakukan sebagai bentuk permohonan maaf atas kata-kata yang tidak pantas yang ditujukan kepada Gus Mus oleh Pandu Wijaya melalui akun Twitter-nya.

Selain itu, pihaknya pun telah melayangkan surat peringatan (SP) 3 kepada Pandu Wijaya.

Menurut Fadjroel, keputusan menjatuhkan SP 3 merupakan wewenang direksi dan bersifat pembinaan.

"Saya mewakili komunikasi Adhi Karya untuk meminta maaf kepada Kiai Mustofa Bisri dan Gus Yaqut (Ketum PB Ansor) dan warga Nahdliyin atas ucapan tak sopan karyawan kami.

Walaupun Twitter-nya pribadi, (itu) membawa atribut perusahaan," ujar Fadjroel.

Kronologi kejadian

Seorang pekerja kontrak PT Adhi Karya (Persero) Tbk, Pandu Wijaya, mengomentari kicauan Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Mustofa Bisri pada akun Gus Mus, @gusmusgusmu.

Dalam kicauannya, KH Ahmad Mustofa Bisri menuliskan, "Kalau benar, wah dalam sejarah Islam sejak zaman Rasullulah SAW baru kali ini ada BID'AH sedemikian besar. Dunia Islam pasti heran."

Setelah kicauan itu muncul, akun @panduwijaya menulis komentar, "Dulu gk ada aspal gus di padang pasir, wahyu pertama tentang shalat jumat jga saat Rasulullah hijrah ke madinah. Bid'ah Ndasmu!"

Setelah kicauan tersebut diketahui, perusahaan pelat merah jasa konstruksi perseroan itu pun lantas melayangkan surat tertulis berupa SP 3 bagi karyawan yang bersangkutan.

Berikut petikan isi surat resmi perseroan bernomor 001/INT/Adhi-Penta/SUGBK/XI/2016 tertanggal 24 November 2016 itu.

"Terkait posting saudara di akun twitter pada 23 November 2016 jam 18.03 WIB yang sangat tidak pantas, dengan ini Saudara (Pandu Wijaya) diberikan Peringatan III.

Perbuatan saudara dikategorikan sebagai pelanggaran berat yang terbukti merugikan nama baik perusahaan." (Kompas.com/Iwan Supriyatna)

Berita ini sebelumnya telah ditayangkan di Kompas.com dengan judul: Pandu Wijaya Mengumpat di Twitter, Adhi Karya Tak Perpanjang Kontraknya.
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini