TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Karo Penmas Mabes Polri, Kombes Rikwanto mengatakan
teroris RPW (24) bisa membuat laboratorium dan bahan peledak dikediamannya Desa Girimulya, RT 003 RW 005 Kec Banjaran Kab Majalengka karena mendapat dana dari dalam dan luar negeri.
"RPW dapat dana dari dalam dan luar negeri, kalau dari luar negeri ada di Taiwan, Arab Saudi, dan Malaysia. Aliran dana itu dari TKI disana, TKI ini sudah teradikalisasi dengan kelompok radikal," ujar Rikwanto, Jumat (25/11/2016) di Mabes Polri.
Rikwanto membeberkan para TKI ini sudah mengetahui dana yang mereka kirimkan pada RPW untuk perjuangan bersama yakni mendirikan negara ISIS dan jihad.
Lebih lanjut, informasi yang dihimpun dari Densus 88, diketahui di rekening milik RPW ada uang Rp 32 juta, kiriman dari para TKI.
Dana Rp 32 juta ini berasal dari delapan orang, lima dari dalam negeri seperti Sumatera, Jawa, Makassar, Jatim dan Aceh.
Sementara tiga dari luar negeri yaitu Taiwan, Malaysia, Arab Saudi.
Menyoal aliran dana ini, Densus 88 sudah berkoordinasi dengan PPATK dan Interpol untuk melakukan pelacakan siapa saja pendananya.
"Orang yang mengirim dana ke RPW ini sama-sama kelompok radikal, mereka tahu kegiatan ini untuk apa, tujuannya untuk amaliah," kata Rikwanto.
Untuk diketahui, teroris berinisial RPW (24) ditangkap Densus 88 Mabes Polri, Rabu (23/11/2016) pukul 09.00 WIB di Desa Girimulya, RT 003 RW 005 Kec Banjaran Kab Majalengka.
RPW merupakan bagian dari jaringan Bahrun Naim yang di Indonesia.
Bahrun Naim merupakan warga negara indonesia yang hijrah ke Suriah untuk membantu Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Dalam beberapa kali aksi teror, nama Bahrun Naim kerap dikaitkan seperti saat teror bom di Thamrin.
Selain itu, nama Bahrun Naim juga disebut memiliki kaitan dengan GRD, terduga teroris yang ditangkap Densus 88 di Batam, Jumat (5/8/2016).
Menurut informasi GRD, sering melakukan komunikasi sama Bahrun Naim via chat facebook.
GRD sendiri bersama lima anak buahnya di Batam yakni TS, ES, T, HGY, dan MTS telah ditangkap karena memberangkatkan WNI ke Suriah dan menampung dua orang Uigur bernama Ali dan Doni
Ali ditangkap di Bekasi bersama Abu Musab pada akhir 2015 lalu, Ali terkait dengan pelaku bom bunuh diri di Solo, Nur Rohman.
Ali dijemput Nur dari Batam ke Bogor sebelum dititipkan ke Abu Musab di Bekasi.
Dalam penindakkan hukum pada RPW, Densus 88 juga melakukan penggeledahan di kediaman RPW, hasilnya berbagai bahan pembuatan bom ditemukan disana.
Barang bukti tersebut yakni kristal warna coklat yang disimpan di dalam tuperware, diakui RPW sebagai DNT, asam nitrat, asam sulfat, air raksa, pupuk urea hingga gelas kimia.
Saat ini RPW sudah ditahan di Mako Brimob Kelapa Dua Depok, Jawa Barat dan ditetapkan sebagai tersangka terorisme.