News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pergantian Ketua DPR

Usai Dilantik Jadi Ketua DPR, Novanto Sempat Gelar Rapat Pimpinan

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua DPR Setya Novanto (kanan) bersalaman dengan Pelaksana Tugas Harian Mahkamah Agung usai pelantikan dirinya menjadi Ketua DPR kembali disaksikan Wakil Ketua DPR Fadli Zon (tengah), Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan (kedua kiri), dan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah (kiri) usai pelantikan Setya Novanto menjadi Ketua DPR kembali pada Rapat Paripurna ke-14 di Ruang Rapat Paripurna, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (30/11/2016). Rapat Paripurna memutuskan Setya Novanto kembali menjadi Ketua DPR menggantikan Ade Komaruddin untuk masa periode 2014-2019. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rapat Paripurna mengesahkan Setya Novanto sebagai Ketua DPR.

Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menyebutkan secara singkat kegiatan Novanto pascapelantikan rapat paripurna kemarin.

"Kemarin kami sempat duduk sebentar dan buat rapim singkat, karena masa sidang ini tinggal 9 hari dan dikurangi satu hari maulid, Jadi tinggal 8 hari," kata Fahri di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (1/12/2016).

Fahri mengatakan pimpinan DPR akan menuntaskan program-progam yang telah ditugaskan. Contohnya, mempercepat proses fit and proper test calon duta besar.

Surat mengenai calon duta besar telah diserahkan kepada Komisi I DPR. "Lalu BPH Migas dan Pimpinan BPK," kata Fahri.

Novanto, kata Fahri, juga akan meneruskan program-program yang sudah dilaksanakan Ade Komarudin. Fahri juga menyebut Sekjen DPR Winantuningtyastiti Swasanani telah habis masa jabatannya.

"Beliau di depan staf ucapkan terima kasih, karena sekjen habis jabatan, dan kemarin diangkat Plt Sekjen. Kita minta Plt Sekjen sesuaikan kerja di masa sidang yang singkat ini untuk menyiapkan termasuk proses pergantian sekjen baru," kata Fahri.

Selain itu, Fahri mengakui adanya suasana baru dalam Pimpinan DPR. Dimana, Golkar yang merupakan asal Novanto kini berstatus partai pemerintah.

"Dulu kan KMP-KIH banyak kecurigaan ke DPR. Sekarang Novanto partai pemerintah, Tapi jangan lupa dalam sistem presidensial independen dewan dihormati," kata Fahri.

Menurut Fahri, hal itulah yang membuat suasana komunikasi dengan pemerintah semakin baik. Termasuk, komunikasi DPR dengan Presiden Jokowi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini