TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat terorisme Harits Abu Ulya mengatakan munculnya "pengantin" (bomber) wanita dalam isu terorisme di Indonesia memunculkan kekhawatiran tersendiri.
Karena hadirnya bomber wanita ini menurut Harits Abu Ulya menjadi pemantik keberanian kaum laki-laki pengikut ISIS untuk bangkit.
"Potensi memantik munculnya keberanian dari para lelaki (pengikut ISIS) yang pada "tidur"," ujar Harits Abu Ulya kepada Tribunnews.com, Kamis (15/12/2016).
Menurut dia, sosok "pengantin" wanita bisa menjadi amunisi baru untuk mengagitasi dan memprovokasi kaum lelaki diantara mereka agar menyusul tunaikan janji kepada Tuhannya (amaliyah).
"Kenekatan "pengantin" wanita bisa di "eksploitasi" sedemikian rupa di internal mereka untuk menyinggung kelaki-lakian mereka agar tidak menjadi "wanita berjenggot"," katanya.
Hal ini berdasarkan warna pembicaraan dikalangan ISIS Indonesia paska tertangkapnya Dian calon "pengantin" bom panci.
Sebuah energi yang potensial melahirkan aksi-aksi baru.
Sebagaimana diketahui DYN (wanita), disiapkan sebagai 'calon pengantin' atau pelaku bom bunuh diri untuk melaksanakan aksi teror yang menyasar objek vital nasional.
Dia telah membuat surat wasiat untuk diserahkan kepada orang tua yang tinggal di Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat.
"DYN calon pengantin. Dia membuat surat wasiat," ujar Kabag Mitra Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Kombes Awi Setiyono, kepada wartawan ditemui di Mabes Polri, Minggu (11/12/2016).