Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mabes Polri kembali menegaskan bahwa penangkapan pada
jaringan teroris Nur Solihin yang berencana melakukan aksi bom bunuh diri di Istana Negara pada Minggu (11/12/2016) adalah nyata dan bukan rekayasa.
"Ada beberapa pihak yang mengatakan ini pengalihan isu, tidak ada niatan pengalihan isu. Ini peristiwa nyata dan penting diketahui publik karena terorisme mengancam jiwa dan ketentraman warga," ungkap Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Boy Rafli Amar, Kamis (15/12/2016) di Mabes Polri.
Boy Rafli Amar menuturkan kejahatan terorisme merupakan kejahatan transnasional yang sangat nyata. Pihaknya juga meminta masyarakat tidak terkecoh dengan isu yang beredar bahwa ini adalah rekayasa.
Masih menurut Boy Rafli Amar, justru dengan adanya penangkapan tersebut menandakan bahwa ISIS masih eksis, berpengaruh signifikan dan berskala global mengancam dunia, termasuk Indonesia.
"Kita harus jaga NKRI dengan segala upaya jangan sampai Indonesia menjadi tempat operasional faham ISIS yang mengajarkan kekerasan dan tidak sungkan menghilangkan nyawa orang," bebernya.
Terakhir, Boy menyampaikan bahwa pengungkapan jaringan Nur Solihin adalah bentuk kerja intelijen Polri dalam upaya pencegahan aksi teror di tanah air.