TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Wakil Presiden Jusuf Kalla tak yakin faktor umur menjadi penyebab jatuhnya pesawat Hercules A-1334 TNI AU di Wamena, Papua. Wapres mengimbau semua pihak untuk bersabar menunggu hasil penelusuran.
"Lagi diteliti masalahnya, apakah manusianya, apakah pesawatnya, atau cuacanya," ujar Jusuf Kalla atau JK kepada wartawan di kantor Kemenristekdikti, Jakarta Pusat, Senin (19/12/2016).
Pesawat yang mengalami kecelakaan dan menewaskan seluruh awak dan penumpangnya adalah Hercules hibah dari Royal Australian Air Force (RAAF). Namun JK tidak yakin faktor usia pesawat menjadi penyebab kecelakaan.
Pasalnya, setiap pesawat mesin dan peralatannya selalu diremajakan.
Hal tersebut juga dilakukan terhadap setiap pesawat TNI AU. Sehingga, pesawat-pesawat TNI AU yang sudah uzur pun masih bisa terbang secara baik. "Semua sudah diganti, mesinnya macam-macam," katanya.
Terpisah, Wakil Ketua DPR, Fadli Zon, meminta evaluasi menyeluruh terhadap alat utama sistem pertahanan (alutsista) TNI, termasuk pesawat-pesawat Hercules. Fadli menilai usia pesawat Hercules terbilang tua.
"Meski di masa lalu berjaya, tetapi setiap alat itu ada expired date-nya. Apakah ini expired date-nya sudah mencapai titik klimaksnya, perlu ada evaluasi dari ahli," kata Fadli di Gedung DPR, Jakarta, Senin.
Fadli tidak ingin adanya korban terkait musibah alutsista.
Ia menduga Australia menghibahkan pesawat Hercules karena mereka ingin modernisasi alutsista negara tersebut.
"Jangan sampai mereka mau memodernisasi sisanya dikasih ke kita. Saya kira ini juga tidak pantaslah di masa yang akan datang," kata politikus Gerindra itu.
Fadli juga mendorong investigasi transparan tentang penyebab Hercules jatuh di Papua.
"Kita belum tahu ya hasil investigasi sesungguhnya. Kenapa bisa jatuh, apakah dari faktor cuaca, atau kelebihan muatan, atau sudah tua. Ini perlu dilakukan investigasi. Jangan ditutupi, harus transparan, apa yang sebenarnya terjadi, dengan jatuhnya Hercules," katanya.
Sebelumnya, Wakil Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Madya TNI Hadiyan Sumintaatmadja membenarkan, bahwa Pesawat Hercules yang jatuh di Pegunungan Wamena membawa 12 ton semen.
Menurutnya, pesawat dengan nomor C-130 tersebut selain melaksanakan misi navigation exercise atau latihan dan juga membawa dukungan pergeseran logistik untuk Pemerintah Daerah Papua.
Pesawat berangkat dari Timika pukul 05.35 WIT dan dijadwalkan tiba di Wamena pukul 06.13 WIT. Pada pukul 06.02 WIT, pilot menghubungi menara Wamena. Sekitar enam menit kemudian, petugas menara bandara dapat melihat pesawat tersebut secara visual.
Namun, pada pukul 06.09 WIT, pesawat lost contacts. Beberapa saat kemudian, pesawat ditemukan dalam keadaan hancur di sebuah punggung gunung di dekat Bandara Wamena.
Reporter: Nurmulia Rekso/Ferdinand Waskita