Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Terorisme Harits Abu Ulya menyebut sudah menjadi tanggung jawab Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mewaspadai pergerakan teroris menjelang Natal dan tahun Baru.
Harits Abu Ulya mengatakan sejatinya ancaman keamanan dengan berbagai levelnya bisa datang dari berbagai sumber.
Satu di antaranya jika ada sekelompok orang tertentu yang merencanakan aksi teror.
Idealnya BNPT bekerja dalam rangka meminimalisir terjadinya ancaman itu.
Namun, Harits Abu Ulya mengingatkan tidak perlu adanya ancaman teror diungkap kepada publik.
"Begitu juga terkait dengan sikon moment akhir tahun atau tahun baru seolah-seolah sangat rawan adanya aksi terorisme, jangan diungkap ke publik," kata Harits Abu Ulya kepada Tribunnews.com, Selasa (20/12/2016).
Menurutnya, dengan mengumbar adanya ancaman teror kepada publik tanpa sadar itu bisa memicu keresahan atau kekawatiran masyarakat.
Selain itu, dia mengingatkan jangan sampai ancaman terorisme baru sebatas analisa terlalu diekspos akhirnya menimbulkan keresahan.
"Karena dengan begitu aksi teror belum tentu terjadi, namun keresahan sudah pasti," ucapnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Suhardi Alius menegaskan pihaknya masih terus berupaya optimal menjelang perayaan Hari Raya Natal dan tahun Baru.
Penangkapan jaringan teroris di Bekasi dan tempat lainnya beberapa waktu lalu, membuktikan bahwa ada potensi yang harus diwaspadai.
"Kita sudah persiapkan. Sudah kita waspadai semua. Densus sedang bekerja keras sekarang," jelasnya saat ditemui di Kantor Kemenkopolhukam, Jakarta, Selasa (20/12/2016).
Dia juga mengapresiasi kinerja Densus 88 yang berhasil menangkap 14 terduga teroris dari hasil pengembangan Bom Panci dengan terduga DYN sebagai calon pengantin yang akan melakukan aksi teror di obyek vital.
"Iya kami juga apresiasi penagkapan 14 lainnya ini berarti bukan dari luar saja, tetapi ada orang-orang dari dalam untuk membuat bom," katanya.