TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang menjadi calon tunggal Ketua Umum Partai Hanura.
Oesman resmi jadi kader Partai Hanura sekitar satu bulan terakhir. Adapun Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Hanura akan digelar hari ini, Rabu (21/12.
Wakil Ketua Dewan Penasihat Partai Hanura Djafar Badjeber mengatakan, keputusan tersebut murni keinginan Wiranto sebagai Ketua Umum nonaktif. "Iya pure ketum yang putuskan," kata Djafar saat dihubungi kompas.com, Selasa (20/12) kemarin.
Djafar mengatakan, sebetulnya ada beberapa nama lain yang juga ingin dimajukan sebagai calon ketua umum partai.
Nama-nama tersebut berkembang saat rapat pleno DPP. Namun, sosok-sosok itu dianggap belum memiliki kualifikasi yang kuat, misalnya dari segi modal, ketokohan, jaringan, dan lainnya.
"Jadi memang yang dibutuhkan yang seperti itu. Sementara kondisinya begitu, karena figur sekuat Pak Wiranto belum ada," tuturnya.
Adapun beberapa nama kader internal yang berkembang di antaranya adalah Dossy Iskandar, Yuddy Chrisnandi dan Saleh Husin.
Ada pula nama mantan Panglima TNI Moeldoko dari figur eksternal. Djafar tak menampik Oesman jadi calon tunggal lantaran faktor kekuatan finansial. Oesman, selain Wakil Ketua MPR adalah pengusaha pendiri OSO Grup.
Menurut Djafar, tak hanya Hanura, namun seluruh partai politik membutuhkan sumber kekuatan ekonomi. "Parpol butuh dana besar. Semua butuh dana besar, butuh jaringan, butuh figur," kata Djafar.
Djafar yakin Oesman Sapta bisa membuat Hanura semakin kuat. "Saya yakin kalau jaringan beliau dipadukan dengan Hanura bisa saling perkuat," ujarnya.
Di kantor Kemenkopolhukam, Ketua Umum Partai Hanura nonaktif, Wiranto mengaku sudah sejak lama mengenal sosok Oesman Sapta. Menurut Wiranto, OSO bukanlah sosok yang asing baginya.
Saat dirinya menjadi Panglima ABRI, Wiranto mengaku sudah berteman dengannya.
Terlebih disaat dirinya dipilih sebagai Ketua Umum Persatuan Karateka Seluruh Indonesia, Oesman sudah menjadi Bendahara Umum dan sejumlah prestasi Karate ditorehkan kala itu.
"Saya sudah kenal lama. Tidak perlu lagi dilihat-lihat, semuanya kelihatan kok. He-he-he," ucapnya sambil tertawa.
Oesman juga dinilai oleh Wiranto sebagai pengurus Hanura yang cukup baik, dengan menjadi Wakil Ketua Dewan Penasihat partai bentukan dirinya.
Poliutikus Hanura, Yuddy Chirsnandi yakin, Wiranto sudah memiliki banyak pertimbangan hingga akhirnya mengadakan Munaslub untuk memilih pengganti. Dia mengaku siap mendukung siapapun pilihan Wiranto.
"Demi persatuan, soliditas dan Keutuhan Partai Hanura, saya mendukung sepenuhnya pilihan Pak Wiranto dan segenap Pengurus Partai di semua tingkatan untuk memiliki Ketua Umum yang baru menggantikan Pak Wiranto, dan menetapkan Pak Wiranto sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Hanura dengan kewenangan yang strategis dalam pengambilan keputusan/kebijakan partai," ungkapnya.
Sementara itu, senator Bali Gede Pasek Suardika tidak membantah dan menyatakan tertarik untuk bergabung ke Hanura. Sebelumnya, Pasek sempat menjabat sebagai Ketua DPP Demokrat era Anas Urbaningrum.
"Kebetulan saya posisi bebas transfer ya, ada teman di sana ya menarik juga jika kita perkuat kesebelasan di sana biar lebih enak ditonton. Kalau beliau (OSO) sudah resmi kan di situ lebih pasti, lebih banyak yang akan bergabung jumlahnya dari anggota DPR sekarang dari Hanura," kata Pasek.
Pasek mengakui adanya informasi sejumlah anggota DPD yang akan bergabung ke Hanura bila OSO terpilih menjadi ketua umum menggantikan Wiranto
"Sudah ada beberapa anggota DPD yang ngomong begitu ke saya. Karena pasti banyak anggota DPD juga bisa bergabung di situ," kata Pasek.
Bergabungnya sejumlah anggota DPD ke Hanura berdampak pada jumlah kursi dukungan di MPR. "Sehingga anggota Hanura yang punya 16 kursi di DPR akan berlipat di MPR nya nanti karena tambahan dari DPD," imbuh Pasek.