TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri, Kombes Martinus Sitompul mengatakan selain berniat menyerang petugas, ada indikasi jaringan teroris Jatiluhur juga akan melakukan bom bunuh diri.
Meskipun dari serangkaian penggeledahan tidak ditemukan bahan pembuat bom, namun bisa saja bahan tersebut masih proses pengiriman dan belum diterima oleh jaringan Jatiluhur.
Adanya temuan timbangan di kontrakan terduga teroris Jatiluhur makin menguatkan indikasi akan adanya sesuatu bahan yang ditimbang, diduga bahan pembuat bom.
"Mereka sepertinya akan melakukan bom bunuh diri tapi belum dipastikan karena bahan-bahan belum ada pada mereka. Sekarang sedang didalami kesaksian mereka supaya kita dapatkan benang merah yang bisa menceritakan secara utuh proses mereka melakukan teror," ungkap Martinus, Selasa (27/12/2016) di Mabes Polri.
Baca: Terduga Teroris Jatiluhur Derekrut Narapidana Teroris Cigondewah
Martinus melanjutkan, masih banyak yang perlu digali dari dua terduga teroris Jatiluhur yang ditangkap hidup yakni Ivan dan Rijal yang kini berada di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.
"Soal upaya penyerangan anggota Polri sudah pasti. Ini mau digali apakah mereka akan melakukan bom bunuh diri atau menyembunyikan bahan peledak," tambahnya.
Untuk diketahui empat terduga teroris diamankan di wilayah Purwakarta pada Minggu (25/12/2016) pagi.
Baca: Terduga Teroris di Jatiluhur Rencanakan Serang Polisi Menggunakan Senjata Tajam
Penangkapan pertama pukul 09.00 WIB di Jalan Ubrug, Cibinong, Kecamatan Jatiluhur Kabupaten Purwakarta ditangkap dua terduga teroris dalam keadaan hidup yakni Ivan dan Rijal.
Kini mereka diperiksa di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.
Selanjutnya pukul 12.00 WIB, bertempat di rumah terapung Danau Jatiluhur, diamankan dua terduga teroris bernama Abu Sofi dan abu Fais.
Keduanya tewas dalam kontak senjata dengan Densus 88 karena berusaha melawan saat hendak ditangkap. Kini jenazah mereka ada di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur.
Dari hasil penelusuran, jaringan ini merupakan bagian dari kelompok Jamaah Anshar Daulah (JAD), yang berafiliasi dengan Bahrun Naim.
Mereka berencana menyerang dan menusuk anggota polisi yang bertugas di pos lalu lintas Bundar, Purwakarta saat malam pergantian tahun baru 2017.