TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Kapolda Metro Jaya Irjen Mochamad Iriawan menyebut, Dodi Triono (59) salah satu korban penyekapan di Pulomas, Jakarta Timur sempat mematahkan gagang pintu kamar mandi bagian dalam tempat dia bersama 10 korban lainnya disekap.
Hal tersebut dilakukan oleh Dodi untuk bertahan hidup selama di dalam kamar mandi. Pasalnya, Dodi bersama korban lainnya disekap di dalam kamar madi berukuran 1,5 x 1,5 meter dan tidak ada ventilasi udaranya.
"Gagang pintu kamar mandi dipatahkan Pak Dodi dari dalam, tujuannya agar bisa menghirup oksigen dari luar," ujar Iriawan di Rumah Sakit Kartika Pulomas, Jakarta Timur, Kamis (29/12/2016).
Iriawan menambahkan, penyekapan tersebut berlangsung kurang lebih selama 17 jam lamanya. Adapun para pelaku masuk ke rumah Dodi Triono di Jalan Pulomas Utara, nomor 7A, Jakarta Timur sejak Senin (26/12/2016) 14.35 WIB dan para korban baru bisa diselamatkan pada Selasa (27/12/2016) pukul 10.10 WIB.
Namun, sayangnya, upaya Dodi tersebut tidak bisa menyelamatkan nyawa dirinya bersama lima orang lainnya.
"Keterangan ini kita dapat dari pembantu almarhum Pak Dodi yang selamat," kata Iriawan.
Korban-korban selamat yang dirawat di rumah sakit ini adalah Zanette Kalila (13), Emi (41), Santi (22), Fitriani (23), dan Windy (23).
Sementara itu, korban yang tewas dalam penyekapan tersebut adalah Dodi Triono (59) selaku pemilik rumah, dua anak Dodi bernama Diona Arika (16), dan Dianita Gemma (9).
Kemudian ada Amel yang merupakan teman dari anak Dodi. Lalu Yanto dan Tasrok yang merupakan sopir keluarga itu.
Pelaku yang sudah ditangkap adalah Ramlan Butarbutar (tewas), Erwin Situmorang, dan Alfins Bernius Sinaga. Sementara itu, satu pelaku yang masih diburu adalah Yus Pane.
Penulis: Akhdi Martin Pratama