Selang beberapa waktu, Densus 88 berhasil menangkap Andika di Solo dan Nur Rohman masih buron hingga akhirnya dia melakukan aksi bom bunuh diri di Mapolresta Solo.
Saat kabur, Nur Rohman membawa bahan peledak jenis Heksametilendiamin peroksida dan RDX. Diduga bahan peledak ini yang kemudian dijadikan bom dan diledakkan di Mapolres Solo.
Lagi-lagi, kelompok Bekasi pimpinan Abu Muzab dan Nur Rohman, diduga bagian dari kelompok Jamaah Anshar Khilafah Daulah Nusantara (JAKDN), sama seperti Bom Thamrin.
Berlanjut, pada awal Agustus 2016, Densus 88 menangkap kelompok teroris yang menamakan diri sebagai kelompok radikal Katibah Gonggong Rebus (KGR) yang berencana mengirim bom menggunakan roket ke Marina Bay, Singapura.
Kelompok ini dipimpin oleh Gigih Rahmat Dewa. Selain berniat menyerang Marina Bay, kelompok ini juga merencanakan amaliah di beberapa tempat dengan sasaran tempat keramaian dan objek vital termasuk kantor polisi.
Menurut Polri, Katibah Gonggong Rebus selama ini gencar menyebarkan paham radikal di Asia Tenggara. Bahkan Gigih Rahmat Dewa juga berperan memfasilitator WNI yang ingin pergi ke Suriah.
Berdasarkan penyelidikan Densus 88, Karo Penmas Mabes Polri saat itu, Brigjen Agus Rianto mengatakan Gigih Rahmat Dewa intens berkomunikasi dengan Bahrun Naim dan mendapat sokongan dana dari Bahrun Naim.
Bom Gereja
Tidak hanya tempat umum dan kantor polisi, aksi teror juga terjadi di gereja. Seperti yang terjadi pada Minggu (28/8/2016) pagi.
Dimana terjadi percobaan bom bunuh diri oleh IAH (18) di Gereka Katolik Stasi Santo Yoseph di Jalan Dr Mansur, Medan.
Ledakan dari bom berkekuatan rendah itu terjadi saat Pastor Albert Pandiangan OFM selesai membawa kitab suci atau bacaan injil.
Ketika itu, IAH duduk di kursi barisan pertama dan tas ransel yang dibawah IAH meledak. IAH kemudian lari ke altar membawa pisau dan kapak.
IAH lalu mencoba melukai Pastor Albert, dan IAH sempat menusuk lengan kiri Pastor Albert. Sampai akhirnya, IAH berhasil ditangkap umat dan diserahkan ke polisi.
Berdasarkan hasil pemeriksaan pada IAH, ternyata ia mengaku belajar membuat bom dari internet. Bahkan IAH sempat menguji bom yang dibuatnya, dan diledakkan di loteng rumah.
Pada anggota Densus 88, IAH mengaku disuruh oleh seseorang untuk melakukan aksi teror. Dimana IAH dijanjikan uang Rp 10 juta untuk menyerang gereja.