Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ruth Vania
TRIBUNNEWS.COM, CANBERRA - Menteri Pertahanan Australia membantah pernyataan soal Australia merekrut prajurit terbaik Indonesia.
Kepada ABC News, Kamis (5/1/2017), Menteri Pertahanan Australia Marise Payne merespons pernyataan Panglima TNI Gatot Nurmantyo.
November lalu, Gatot Nurmantyo dikatakan pernah menyebut bahwa Australia berusaha merekrut tentara-tentara terbaik Indonesia, melalui pelatihan-pelatihan militernya.
Menurutnya, para prajurit tersebut akan dipengaruhi dan dijadikan mata-mata.
Namun, hal itu dibantah Marise Payne yang mengatakan bahwa pernyataan tersebut sangat tidak berdasar.
"Tentu saja hal itu tidak pernah kami setujui dan lakukan," kata Marise Payne.
Marise Payne juga menekankan bahwa kekhawatiran Gatot Nurmantyo soal perekrutan prajurit terbaik Indonesia itu tak menjadi alasan penghentian program pelatihan militer untuk TNI di Australia.
Dalam pidatonya akhir November lalu, Gatot Nurmantyo pernah mengatakan bahwa Indonesia menghentikan pengiriman prajurit terbaiknya untuk pelatihan militer di Australia.
Ia bilang, penghentian itu dilakukan untuk menghindari perekrutan prajurit TNI oleh Australia untuk dibina menjadi agen mata-mata.
"Tiap kali ada program pelatihan, seperti baru-baru ini, lima atau sepuluh prajurit terbaik akan dikirim ke Australia," demikian isi pidato Gatot Nurmantyo, diterjemahkan dari rekaman yang diperoleh ABC.
"Setelah saya jadi Panglima TNI, saya tidak membiarkan itu terjadi. (Prajurit-prajurit itu) pasti akan direkrut, pasti," lanjutnya.
"Di sana diajari bahwa Papua adalah wilayah yang seharusnya dimerdekakan, karena wilayah itu bukan bagian dari Indonesia," katanya lagi. (ABC News/The Age)