TRIBUNNEWS.COM, JAKARYA - Wakil Ketua DPR Fadli Zon menilai sanksi berat dapat diberikan kepada oknum pasukan perdamaian Indonesia jika terbukti melakukan penyelundupan senjata.
Pemerintah Sudan dilaporkan menangkap pasukan perdamaian Indonesia yang tergabung dalam UNAMID karena diduga telah melakukan penyelundupan senjata.
"Kalau memang benar terjadi seperti itu, saya kira harus dikenakan sanksi yang berat ya karena ini terkait juga nama baik Indonesia dan tentu mengganggu reputasi kita , di pasukan perdamaian internasional," kata Fadli di Gedung DPR, Jakarta, Senin (23/1/2017).
Baca: Pasukan Perdamaian dari Indonesia Ditangkap di Sudan, Diduga Selundupkan Senjata
Fadli mengakui diperlukannya peningkatan pengawasan sehingga pasukan perdamaian yang ditempatkan disejumlah negara tetap memiliki kedisiplinan yang tinggi.
"Karena bagaimanapun mereka membawa nama baik indonesia," kata Politikus Gerindra itu.
Fadli yakin tindakan tersebut hanya dilakukan oknum dan tidak terkait dengab institusional.
Sebab, resiko yang dihadapi cukup besar sehingga ada oknum-oknum tertentu yang memanfaatkan situasi sehingga melakukan kejahatan penyelundupan.
"Itu tadi mungkin perlu diteliti, kita perlu pro aktif karena menyangkut nama baik apakah ini oknum. Keyakinan saya oknum ini," kata Fadli Zon.
Sebelumnya, Pemerintah Sudan dilaporkan menangkap pasukan perdamaian Indonesia yang tergabung dalam UNAMID karena diduga telah melakukan penyelundupan senjata.
Seperti dilansir oleh media lokal Sudan Tribune, Deputi Gubernur Darfur Utara Mohamed Hasab al-Nabi mengakui aparatnya menyita sejumlah senjata berat dari pihak UNAMID.
“Sesuai dengan informasi yang diperoleh pihak keamanan kami, selain senjata dan amunisi disita juga beberapa bahan lain seperti batu-batuan, ” kata Hasab.
Senjata yang disita di antaranya termasuk senapan serbu AK 47 buatan Rusia dan puluhan pistol dengan amunisinya.
Seluruh senjata tersebut ditemukan pihak keamanan saat proses check in bagasi di Bandara El Fashir.
Sebagai informasi, PBB mengirim ribuan pasukan perdamaian yang tergabung dalam United Nations African Mission In Darfur (UNAMID).
Indonesia sendiri mengirim pasukannya dari TNI dan Polri. Satuan Tugas TNI berasal dari Batalyon Komposit TNI Kontingen Garuda (Konga) XXXV-B/Unamid (United Nations Mission In Darfur).