Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) seluruh Indonesia mempertanyakan kegiatan “Jambore dan Silaturahmi Mahasiswa Indonesia' di Cibubur, 4-6 Februari 2017.
Mereka menduga adanya agenda tersebut disetting pemerintahan Joko Widodo, sekaligus mematikan ruh mahasiswa sebagai pengawal kebijakan pemerintah.
"Apalagi sesi di pertemuan itu, diduga ditunggangi pihak tertentu untuk menyudutkan beberapa ormas dan tokoh nasional yang selama ini dicap kritis terhadap kebijakan pemerintahan Joko Widodo, terutama yang tidak pro-rakyat," kata Koordinator Pusat Aliansi BEM Seluruh Indonesia Wildan Wahyu Nugroho dalam keterangan pers, Jumat (10/2/2017).
Menurut Wildan, kegiatan tersebut merupakan upaya pecah belah persatuan mahasiswa serta penggembosan pergerakan akan dimensi idealisme eksekutif kampus.
Kegiatan itu juga menggiring mahasiswa untuk melakukan aksi turun ke jalan dengan konten tuntutan yang telah panitia siapkan.
"Dengan kata lain ditunggangi kepentingan politik. Adapun peserta yang berseberangan dengan agenda tersebut diusir keluar secara tidak hormat," kata Wildan.
Wildan menyatakan BEM Perguruan Tinggi yang tergabung dalam anggota Aliansi BEM Seluruh Indonesia tidak pernah mendelegasikan mahasiswa dalam agenda tersebut dan menyatakan tidak terlibat.
"Menuntut Presiden Republik Indonesia mengklarifikasi agenda Jambore dan Silaturahmi Mahasiswa Indonesia bukanlah agenda mahasiswa, seperti yang diklaim panitia," kata Wildan.
Wildan menyatakan menolak politisasi dan penunggangan gerakan mahasiswa. Kemudian mengecam upaya pecah belah bangsa dan pengkhianatan terhadap Pancasila dan nilai luhur bangsa Indonesia.
Ia juga mengecam upaya adu domba persatuan mahasiswa dan penggembosan idealisme mahasiswa.
"Mengajak kepada seluruh mahasiswa Indonesia untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan tidak terprovokasi akan sumbu pendek yang sengaja dibuat baik oknum yang tidak bertanggung jawab maupun rezim pemerintah," kata Wildan.
Wildan juga mengajak seluruh mahasiswa Indonesia untuk senantiasa satu komando dan menjaga ruh pergerakan mahasiswa yang berlandaskan pada pembelaan rakyat dan akan selalu berada di pihak rakyat serta konstitusi yang berlaku.
"Kesatuan dan persatuan Negara Republik Indonesia adalah harga mati. Barang siapa yang dengan sengaja mengadu domba dan menimbulkan rasa benci maka sesungguhnya telah mengotori martabat bangsa dan negara ini," kata Wildan.