Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Ketua KPK Antasari Azhar menyebut Ketua Umum Perindo Harry Tanoesudibjo sebagai utusan Cikeas.
Perindo pun angkat bicara mengenai hal tersebut.
"Kalau menurut saya ini politik balas dendam antara Antasari kepada SBY," kata Sekjen Perindo Ahmad Rofiq ketika dihubungi wartawan, Selasa (14/2/2017).
Menurutnya serangan tersebut sangat kental bermuatan politik.
Baca: Renungan Malam Antasari Sebelum Tuding SBY Aktor Intelektual Kasus Nasrudin
"Karena besok Pilkada. Tentu anak SBY menjadi calon di Pilkada DKI, saya kira ada agenda yang sangat politis di balik ungkapan Antasari," katanya.
Rofiq mengatakan Antasari semestinya sadar diri Pilkada Serentak akan digelar 15 Februari 2017.
Antasari, kata Rofiq, seharusnya menghormati hajatan politik besar agar tidak ada kegaduhan.
Baca: Adik Nasrudin: Saya Kaget Antasari Sebut SBY Aktor di Balik Semua Ini
"Masyarakat bisa memilih pemimpinnya dengan baik. Saya justru menengarai bahwa ada sesuatu kekuatan di belakang Antasari dan ini luar biasa," kata Rofiq.
Mengenai pernyataan Antasari ditemui Harry Tanoesudibjo, Rofiq membantahnya.
Harry Tanoe tak memiliki kepentingan bertemu Antasari.
Baca: Demokrat Anggap Ocehan Antasari Azhar Dikriminalisasi Tak Mendasar
"Dia mengatakan itu buktinya apa? Apa kepentingan HT datang ke Antasari? Enggak benar, enggak benar. Ya ini politik sensasional saja. Nabrak sana nabrak sini ujungnya politis," kata Rofiq.
Rofiq mengatakan pihaknya mempertimbangkan langkah hukum terkait pernyataan Antasari itu.
"Ya kita punya hak hukum, ya pasti," kata Rofiq.