TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Usai mendapatkan kebebasannya, Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Antasari Azhar, langsung melancarkan manuver.
Terakhir, pada Selasa (14/2/2017), Antasari seret nama Presiden Indonesia ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono dan Hary Tanoesoedibjo dalam kasus pembunuhan Direktur PT. Putra Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkarnaen.
Pernyataan tersebut dilontarkan Antasari setelah 8 tahun bungkam dan dirinya dijebloskan ke bui.
Di jejaring sosial, pengakuan blak-blakan dari Antasari tersebut mendadak viral dan menjadi bahan perbincangan para publik di jagat maya.
Berita TRIBUNNEWS.com berjudul 'Adnan Buyung: Antasari Harus Sabar' yang merilis pernyataan pengacara senior almarhum Adnan Buyung tentang kasus yang menjerat Antasari pun kembali viral di dunia maya.
Dalam berita tersebut, almarhum meyakini dalam perjalanan waktu, di masa mendatang kebenaran atas kasus pembunuhan Nasrudin yang melibatkan Antasari akan terungkap.
Almarhum mengatakan apabila semua terbuka pada saat sekarang ini justru akan menimbulkan situasi yang panas dan kacau.
"Lepas dari proses pengadilan, masih banyak tanda tanya di perkara Antasari, mungkin sejarah yang akan buka, kalau sekarang masih panas suasananya, " ujar Buyung saat ditemui di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu 22 September 2010.
Menurut Buyung, masih ada kebenaran material yang tersembunyi pada perkara kasus Antasari Azhar.
Karena itulah ia meminta kepada seluruh pihak untuk bersabar, terutama Antasari Azhar sendiri.
"Secara material ada kebenaran tersembunyi, Antasari juga harus sabar, tunggu tenang ibarat air sudah mengendap, semua kotoran naik saat ini," jelasnya.
Lebih jauh Buyung menjelaskan bahwa saat ini masih banyak fakta-fakta yang tidak masuk akal.
Salah satunya adalah saat Rhani Juliani diperintahkan suaminya Nasrudin Zulkarnaen untuk melakukan jebakan di Hotel Grand Mahakam.
"Masih banyak pertanyaan, dan ada misteri tak masuk akal. Mana ada seorang suami membawa istrinya suruh 'main' di atas hotel dengan Antasari, " tandasnya.