News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ini Penjelasan KSAU Terkait Pembelian Helikopter AW 101 yang Kontroversial

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KSAU Marsekal TNI Hadi Tjahjanto (tengah) berfoto bersama dengan para Prajurit Paskhas, yang menyabet juara satu Kejuaraan Aquathlon Meta Sport Series di Singapura seusai memberikan penghargaan di Mabes TNI AU, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (17/2/2017). Enam anggota Triathlon Batalyon 467 Paskhas ini bersaing 120 tim dari 20 negara di Sentosa Island, Singapura, pada 12 Februari 2017. (Warta Kota/Alex Suban)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, mengatakan pembelian helikopter Agusta Westland AW101, dilakukan sesuai aturan yang beraku.

Ia mengatakan prosedur tersebut yang dimaksud juga melibatkan Kementerian Pertahanan (Kemhan).

"Dalam perencanaannya itu yang jelas jakser (kebijakan dan strategi) akan ada di Kementerian Pertahanan. Sehingga kepala staf juga sudah berkirim surat kepada Kemhan. Untuk proses sampai dengan kontrak. Jadi, semua sudah dipenuhi administrasinya," ujar KSAU kepada wartawan di Mabes TNI AU, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (17/2/2017).

Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menyebutkan dalam rencana strategis (renstra) TNI AU saat ini, memang dibutuhkan empat skuadron helikopter pengangkut. Di antaranya adalah enam unit heli pengangkut, dan empat unit heli untuk kebutuhan VVIP.

"Kita rencana pembeliannya adalah satu dulu, kemudian akan diikuti heli berikutnya, adalah dengan menambah heli VVIP dan enam heli pengangkut," ujarnya.

Namun pembelian helikopter seharga ratusan miliar Rupiah itu dibatalkan untuk kebutuhan VVIP.

Hal itu setelah di akhir tahun 2015 lalu, Presiden Joko Widodo menilai bahwa pembelian helikopter tersebut belum dibutuhkan.

Akan tetapi TNI masih melanjutkan pembelian helikopter tersebut, untuk kebutuhan SAR tempur.

Hal itu menurutnya sesuai dengan kebutuhan TNI AU untuk helikopter SAR tempur.

Saat ini yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah helikopter Colibri, yang menurutnya kurang memadai.

Oleh karena itu KSAU sebelumnya, Marsekal Agus Supriatna, memutuskan pembelian tersebut.

"Sehingga kepala staf yang dulu itu berpikir bahwa, kebutan mendesak akan heli angkut pasukan itu harus diadakan," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini