Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Theo Yonathan Simon Laturiuw
TRIBUNNEWS.COM, SERANG - Di dalam rumah Siti Aisyah, semuanya lesu, Sabtu (18/2/2017) pagi.
Benah (50), ibunda Siti Aisyah bangun pagi dengan badan sakit.
Imbas dari kesulitan tidur yang dialaminya setelah mendengar kabar Aisyah ditangkap polisi Malaysia karena membunuh Kim Jong Nam.
Baca: Mungkinkah Siti Dimanfaatkan untuk Habisi Kim Jong Nam? Ini Penjelasan Mantan Anggota Bais
Baca: Paspor Siti Aisyah Dikeluarkan Imigrasi Jakarta Barat
Rumah itu berada di Kampung Rancasumur, Desa Sindangsari, Kecamatan Pabuaran, Serang, Banten.
Di depan rumah, pewarta banyak berkumpul dan warga sekitar menonton.
Sedangkan ayah Aisyah, Asriah (55), pusing. Tak bisa berbuat apapun.
Dia hanya banyak merokok sampai tenggorokannya agak sakit.
Asriah dan keluarganya sudah berziarah ke makam leluhur, Jumat (17/2/2017).
"Saya mendoakan leluhur supaya leluhur juga mendoakan musibah yang sedang kami alami ini," ucap Asriah kepada Wartakotalive.com, kemarin.
Asriah pun mengaku kesulitan tidur. Tak nyenyak.
Makanya saat sulit tidur, dia memilih melakukan Salat Tahajud.
Seharian kemarin, keluarga ini lebih disibukkan dengan beberapa pewarta dari Jepang.
Mereka kesulitan berkomunikasi dengan wartawan Jepang yang berbahasa Indonesa dengan intonasi yang salah.
Bahkan Benah sempat sedikit kelihatan kesal akibat logat bahasa Indonesia yang diucapkan seorang fotografer Jepang.
Itu terjadi saat pewarta foto asal Jepang hendak mengajak Benah dan keluarganya pergi ke Ramayana Serang.
Entah apa maksudnya.
Tapi pewarta foto itu tak memohon.
Dia justru mengeluarkan nada seperti menyuruh dan memaksa.
Benah pun menolak.
"Saya capek juga. Pusing juga anak saya bagaimana kondisinya," kata Benah.
Benah mengaku amat ingin diajak ke Malaysia dan melihat kondisi Aisyah secara langsung.
Dia ingin dengar sendiri dari Aisyah apakah anak itu benar membunuh atau tidak.
"Kalau memang membunuh ya akui. Kalau tidak, ya akui juga bahwa tidak membunuh," tutup Benah