TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berita pembunuhan kakak tiri pemimpin Korea Utara begitu menghebohkan karena melibatkan seorang perempuan Indonesia, Siti Aisyah.
Semua orang yang mengenal Siti Aisyah di kampung asalnya, Serang, Banten, dan di Tambora, Jakarta, kediaman bekas mertuanya yang masih menjadi alamat resminya, merasa terkejut.
Rahmat Yusri, ketua RT yang tertera di KTP Siti Aisyah, mengungkapkan, berita penangkapan perempuan itu bagai petir di siang bolong bagi sebagian besar warga.
"Kami semua kaget," kata Rahmat.
"Aisyah itu lugu, sederhana. Hanya lulusan SD dan keluarganya juga hanya petani. Dia itu pendiam, penampilannya juga biasa. Jadi warga di sini juga kaget dia dituduh membunuh begitu. Tak ada yang bisa percaya Aisyah berbuat itu," ungkap Rahmat kepada BBC Indonesia.
Baca: Di Kampungnya, Hanya Siti Aisyah yang Berani Merantau ke Luar Negeri
Baca: Dalam Sekejap, Siti Aishah Asal Serang Membunuh Kakak Kim Jong-Un
Rahmat mengingat-ingat, perempuan berusia 25 tahun itu mulai datang ke Jakarta sekitar 10 tahun silam.
"Awalnya dia bekerja di rumah Bapak Liangkion sebagai pekerja dalam," kata Rahmat, menghaluskan istilah pekerja rumah tangga.
"Dia pendiam dan tertutup. Tidak banyak bergaul di luar. Paling keluar kalau ada keperluan. Saya juga sebagai ketua RT jarang melihat Aisyah," tambahnya.
Tak dinyana, Gunawan Hasyim alias Ajun, anak majikannya, jatuh cinta kepada perempuan asal Serang itu.
Keduanya menikah pada 2008.
Pernikahan itu menghasilkan seorang anak, tetapi jodoh mereka tak berumur panjang.