TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Anggota Detasemen Khusus 88 Anti Teror menyerahkan seorang ibu beserta empat anaknya ke Polsek Bantargebang, Kota Bekasi, Selasa (21/2/2017) petang.
Oleh Kapolsek Bantargebang, Komisaris Parjana kehadiran mereka diterima dengan baik.
Parjana mengatakan, kelima orang yang diserahkan itu berinisial NW (37), MF (11), SY (8), AZ (3), A (2).
Menurutnya, mereka diamankan di negara Turki oleh kepolisian setempat saat hendak menuju Suriah.
"Berdasarkan informasi dari Densus 88, mereka ditangkap pada Januari 2017 lalu di Turki dan sempat ditahan di sana. Setelah itu dikembalikan ke Indonesia," kata Parjana, Rabu (22/2/2017).
Menurut Parjana, mereka diamankan saat bersembunyi di sebuah apartemen di negara Turki.
NW nekat membawa empat buah hatinya karena kangen dengan sang suami berinisial A.
Sebab sejak Agustus 2015 lalu, sang suami lebih dulu pergi ke sana dan meninggalkan keluarganya.
"Sebetulnya suaminya sudah sering mengajak NW untuk ikut ke Suriah. Tapi NW selalu menolaknya," ujar Parjana.
Kesal karena ajakannya selalu ditolak, A nekat meninggalkan seorang istri dan keempat anaknya di rumah yang terletak di Perumahan Dukuh Jamrud Blok F.9 No. 46 Kelurahan Padurenan, Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi.
"Keluarga W dan orangtua suami marah karena dia sudah tega meninggalkan istri dan keempat anaknya. NW tidak bisa berbuat banyak hanya bersedih dan mengurus keempat anaknya sendirian," ungkap Parjana.
Tidak disangka pada bulan April tahun 2016, NW memboyong keempat anaknya menuju Suriah untuk bertemu sang suami.
NW lalu transit di negara Turki dan baru mengabarkan ke keluarganya bahwa mereka telah berada di negara tersebut.
"Di negara itu, NW berkomunikasi dan dipandu oleh suaminya untuk menetap sementara di Turki," jelasnya.
Di negara itu, NW tinggal di apartemen dengan harga sewa sebesar 500-800 lira per bulan.
Selama di Turki, kata dia, NW hanya menunggu kabar dari suaminya dan hanya bertahan di apartemen.
Sayangnya, selama beberapa bulan menunggu, sang suami tidak pernah memberikan kabar.
Pada bulan Januari 2017, NW beserta keempat anaknya digerebek di apartemen yang disewanya.
Kepada polisi setempat, NW mengaku hendak ke Suriah karena ingin bertemu dengan suaminya.
Dia nekat mengacuhkan nasihat orangtua karena kecintaannya kepada sang suami.
Kasubag Humas Polrestro Bekasi Kota Kompol Erna Ruswing menambahkan, NW pergi ke Suriah dengan membawa uang sebesar Rp 50 juta.
Uang itu diperoleh dari hasil penjualan perhiasan dan tabungan yang salam ini disimpannya.
"NW membiayai sendiri kehidupannya selama di negara Turki. Sementara sang suami tidak pernah memberikan kabar lagi" kata Erna.
Menurut Erna, awalnya NW sudah sering menolak tawaran sang suami untuk ikut pergi ke Suriah.
Namun karena kecintaannya kepada sang suami, NW akhirnya nekat menyusul A di negara tersebut.
Kepada polisi, NW mengaku selama ini mereka tinggal bersama dengan orangtuanya di Mustikajaya.
Selama tinggal bersama orangtua, sikap sang suami biasa saja.
Entah mengapa pada Agustus 2015, sikapnya berubah dan mendadak mengajaknya pergi ke Suriah.
Erna mengungkapkan, selama ditinggal sang suami, NW bekerja sebagai staf dokumen di PT Sijegel GLS. NW merupakan lulusan Diploma III di Universitas Trisakti, Jakarta.
Penulis: Fitriyandi Al Fajri