Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --- Jumlah Petani Kendeng yang mengecor kaki mereka terus bertambah setiap harinya. Aksi menola pendirian pabrik Semen di kawasan Gunung Kendeng, Jawa Tengah itu, awalnya hanya diikuti sepuluh orang petani pada hari Senin lalu, (13/3). Jumlahnya terus bertambah hingga kini mencapai 50 orang.
Joko Prianto, kordinator aksi penolakan tersebut, menyebutkan sejuah ini pihaknya masih membatasi peserta aksi, bahwa hanya petani yang mengandalkan airnya dari kawasan Gunugn Kendeng lah yang boleh mengecor kakinya dengan kotak kayu yang diisi semen.
Mereka yang ikut mengecor kakinya adalah petani yang berasal dari wilayah sekitaran Gunugn Kendeng, seperti dari willayah Rembang, Pati, Gerobogan, Kudus dan Blora. Joko Prianto menyebut ke depannya jumlah petani Kendeng yang megnecor kakinya akan terus bertambah.
"Banyak sih aktivis yang mau ikut (mengecor kaki), tapi sementara kami tahan dulu. Soalnya takutnya nanti diangggap lain, kalau yang ikut penolakan bukan dari petani Kendeng," ujarnya kepada wartawan di kantor Yayasan Lembaha Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Jakarta Pusat, Minggu (19/3/2017).
Sementara para aktivis yang ikut bersimpati pada aksi tesebut, diberi kesempatan untuk membantu dengan mendukung segala sesuatunya terkait aksi itu. Mulai dari membantu memindahkan para petani yang tidak bisa bergerak karena kakinya terbelenggu, menyediakan makanan hingga ikut hadir di seberang Istana Merdeka, setiap hari kerja, di mana aksi penolakan tersebut digelar.
Ia memastikan kondisi kesehatan para peserta aksi masih relatif baik. Salah satunya hal itu dikarenakan perawatan yang baik dari para pendukung aksi, dan pemeriksaan kesehtan secara berkala oleh dokter-dokter yang bersimpati pada aksi.
"Kami yakin masih bisa meneruskan aksi. Kami berniat akan terus melakukan aksi ini, sampai pak Presiden Jokowi mau mendengarkan kami, dan menghentikan pabrik Semen di Gunung Kendeng," ujarnya.