TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden ke-2 RI Soeharto dengan kharismanya memang sangat diidolakan, termasuk oleh dua petarung di pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017.
Keduanya adalah Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) calon nomor dua dan Anies Baswedan calon nomor tiga.
Diketahui dalam debat bertajuk 'Debat Final' Pilkada Jakarta, di acara Mata Najwa, Senin (27/3/2017) malam.
Kedua calon Gubernur DKI Jakarta ini memetik pelajaran yang berbeda, seperti yang dikutip dari Kompas.com dari sosok presiden yang menjabat selama 32 tahun ini.
Anies mengaku belajar dari sosok Soeharto ini dari sisi gaya kepemimpinannya.
Ia menilai Soeharto merupakan pemimpin yang stabil.
"Tidak emosional, dapat menyelesaikan masalah secara tenang," ucap Anies.
Lain halnya dengan Anies, Ahok justru melihat Soeharto lebih kekemampuannya mengatur perekonomian.
Ahok mengatakan Soeharto baik dalam menangani harga sembako agar tetap stabil.
"Ini penting sekali, bisa menstabilkan harga sembako. Jadi harga tetap bisa dijangkau masyarakat," ucap Ahok.
Dukungan Keluarga Cendana 'Terpecah' dalam Pilkada DKI Jakarta
Keluarga Cendana atau sebutan untuk keluarga Presiden RI kedua Soeharto, ternyata memiliki dukungan yang berbeda di pilgub DKI Jakarta 2017.
Berikut fakta yang menunjukkan perbedaan dukungan untuk paslon Gubernur DKI Jakarta.
Putri Soeharto dukung Anies-Sandi