SBY sebagai pengguna media sosial menyatakan berkali-kali menjadi korban ujaran tak menyenangkan di dunia maya.
"Kalau ada pernyataan yang tak menyenangkan langsung dilibas oleh 'invisible group' yang bekerja bagai mesin penghancur. Dan saya ikut menjadi korban," ujarnya.
Ia pun mengatakan nilai-nilai kesantunan yang diajarkan di bangku sekolah seperti tidak nampak dalam ujaran tidak menyenangkan yang ditujukan kepadanya.
"Bahkan kata-kata yang digunakan tidak bisa saya ucapkan di sini karena bisa merusak jiwa yang mendengarkan. Atau mungkin nilai kesantunan kita sudah masuk museum yang jarang dikunjungi," tegasnya.
SBY sendiri mendukung upaya pemerintahan Presiden Joko Widodo untuk menertibkan lalu lintas percakapan di media sosial.
"Yang penting penertiban harus berlangsung sesuai aturan bisa dipertanggungjawabkan, tidak tebang pilih, dan tidak kelewat batas," ungkapnya.
Penulis: Yudhi Maulana Aditama