TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepolisian masih mendalami motif teror pelemparan petasan di Gereja Katolik Santo Yusuf atau dikenal Gereja Jago, Ambarawa, Semarang, Jawa Tengah, yang terjadi pada Kamis (13/4/2017) kemarin.
Dugaan sementara, pelaku teror, Muhammad Fahrudin (37), mengalami gangguan jiwa.
Demikian disampaikan Kepala Divisi Humas Polri, Inspektur Jenderal Polisi Boy Rafli Amar, Jumat (14/4/2017).
"Bahwa kondisi Saudara Muh Fahrudin mempunyai gangguan jiwa karena pernah beberapa kali dirawat di RS Jiwa dan kondisi Ibu kandungnya serta saudara juga pernah mengalami gangguan jiwa," ujar Boy.
Menurut Boy, kesimpulan sementara tersebut berdasarkan keterangan saksi Ketua RT tempat tinggal Fahrudin serta tidak konsistennya dan tidak nyambungnya jawaban pelaku saat menjalani pemeriksaan petugas.
Muhamad Fahrudin diketahui beralamat tinggal di lingkungan Bergas Lor, RT 06 RW 03 Kelurahan, Bergas Kecamatan Bergas, Kanupayen Semarang.
Zaenuri (52) selaku Ketua RT 06 dalam pemeriksaan menyampaikan, Fahrudin merupakan satu dari 10 anak dari Ibu Slamet (70). Adapun ayahandanya telah meninggal dunia karena kecelakaan.
Fahrudin berstatus belum menikah dan tidak bekerja. Dan selama ini, dia tinggal bersama ibundanya dan hanya "wira-wiri" di lingkungan Bergas Lor.
Menurut Ketua RT tersebut, saat ini ibunda Fahrudin juga mengalami gangguan jiwa dan 9 saudaranya rata-rata pernah mengalami gangguan jiwa. Namun, Ketua RT itu tidak mengetahui alamat tempat tinggal saat ini dari 9 saudara dari Fahrudin.
"Sumber tersebut menyampaikan bahwa Saudara Muhamad Fahrudin (pelaku pelemparan petasan) sudah lama menderita gangguan jiwa. Dia sudah berapa kali masuk RS Jiwa dan aktivitas sehari-sehari hanya wira-wiri di jalan di sekitar lingkungan dan tidak pernah pergi jauh," ujar Boy.
Meski mempunyai gangguan jiwa, tapi selama ini Fahrudin tidak pernah membuat keresahan atau perbuatan kriminal di lingkungan tempat tinggalnya.
Fahrudin diamankan ke Mapolsek Ambarawa pasca-pelemparan petasan ke Gereja Jago Ambarawa pada Kamis kemarin.
Dan saat diperiksa petugas dengan diberikan sejumlah pertanyaan, jawaban Fahrudin tidak konsisten dan terkadang tidak nyambung sehingga tidak bisa dimintai keterangan.
Selain Ketua RT, saat ini petugas tengah meminta keterangan Ketua RW 03, beberapa warga dan perangkat desa tempat tinggal Fahrudin di Mapolsek Ambarawa untuk mengetahui latar belakangnya.
Menurut Boy, dengan melihat dari keseharian Fahrudin yang tidak pernah pergi jauh dari lingkungan tempat tinggalnya, dimungkinkan ada pihak tertentu yang memanfaatkan kondisi kejiwaan untuk melakukan aksi teror ke Gereja Teror.
Boy menambahkan, saat ini kepolisian melakukan pendalaman di lapangan terkait aksi yang dilakukan Muh Fahrudin. Selain itu, kepolisian juga meningkatkan pengamanan di tempat-tempat ibadah, instansi militer/sipil serta obyek vital.