Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --- Pada aksi 313 yang digelar pada 31 Maret lalu jumlah pesertanya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Salah satu panitia aksi tersebut, Ansufri Idrus Sambo atau Ustaz Sambo mengatakan hal itu antara lain dikarenakan adanya penggembosan.
Aksi penggembosan itu dilakukan antara lain dengan penangkapan sekjen Forum Umat Isla (FUI), Muhammad Al Khaththath, dan penghembusan isu bahwa aksi 313 tidak didukung Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF), dan tidak didukung para habib. Namun pada aksi Tamasya Al Maidah, hal serupa tidak akan terulang.
"Kali ini tidak akan ada penggembosan lagi, kita pastikan itu," ujar Ustaz Sambo yang juga merupakan ketua panitia acara Peserta Al Maidah kepada wartawan, di Masjid Al Ittihad, Jakarta Selatan, Jumat (14/4/2017).
Aksi Tamasya Al Maidah adalah aksi yang juga didukung oleh GNPF, termasuk para pimpinannya seperti Ustaz Bachtiar Nasir dan Ustaz Zaitun Rasmin. Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Riziek Shihab atau Habib Riziek juga akan ikut berpartisipasi.
Ustaz Sambo juga meyakini tidak akan ada kriminalisasi, atau tuduhan makar yang akan dialamatkan pada panitia aksi. Panitia Tamsya Al Maidah juga akan berkordinasi dengan Polisi. Ia menegaskan bahwa aksi tersebut adalah aksi damai, para peserta tidak akan mengintimidasi, dan akan ikut mengawal jalannya pesta demokrasi untuk mengantisipasi potensi kecurangan.
"Jadi kita prinsipnya dua, pertama aman, damai, tertib. InsyAllah sudah kita buktikan aksi-aksi sebelumnya," terangnya.
Oleh peserta Tamasya Al Maidah, setiap Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Jakarta yang berjumlah 13.023 TPK akan dikawal minimal oleh seratus orang peserta Tamasya Al Maidah, dari seratus orang itu, sebagainnya adalah warga sekitar yang memang memilih di TPS tersebut.
Untuk menggelar aksi itu, panitia sama skelali tidak mengumpulkan dana. Semua pembiayaan ditanggung oleh masing-masing peserta. Sehingga ia meyakini acara tersebut tidak akan dipermasalahakan oleh Polisi, seperti Polisi mempermasalahkan Bachtiar Nasir atas aksi 212 dan 411.