Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Basaria Panjaitan memiliki konsen sendiri dalam mengembangkan gerakan "Saya, Perempuan Anti Korupsi" atau SPAK.
Bertepatan dengan hari jadi SPAK dan Hari Kartini, Basaria melakukan banyak terobosan diantaranya dengan meluncurkan alat bantu baru, yakni TRATA.
TRATA adalah singkatan dari Transparan, Akuntabel, Tepat Guna. Alat bantu ini dibuat atas masukan dari para agen yang menjadi pendamping desa.
"Dana desa memang menjadi salah satu fokus KPK untuk meningkatkan kehati-hatian para pengelola yang mengelola dana desa, jadi memang nyambung sekali," ujar Basaria, Jumat (21/9/2017).
Terobosan baru lainnya, melalui Dharma Wanita Kemenag yang mendorong didirikannya madrasah antikorupsi.
Bahkan para polisi wanita atau Polwan juga memasukan materi SPAK dalam Bimbingan Masyarakat atau Binmas.
"SPAK selama April ini berkaitan dengan Hari Kartini melakukan serangkaian kegiatan. Ini
bertujuan untuk membangun aksi kolaborasi kolektif," tutur Basaria.
Beragam contoh kegiatan yang dilakukan yakni kampanye melalui tayangan video, animasi, e-poster, bincang santai, dan kunjungan media.
Pada Kamis (20/4/2017) kemarin, SPAK juga mengadakan bincang santai, games dan nonton bareng film Kartini di Episentrum, Kuningan, Jakarta Selatan.
Selanjutnya yang membuat Basaria bangga yakni kini SPAK melibatkan banyak pihak baik swasta maupun lembaga pemerintahan untuk mewujudkan Indonesia bebas dari korupsi.
Terakhir Basaria mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung penuh gerakan ini. Tiga tahun berdiri, SPAK telah memiliki sekitar 1.200 lebih agen yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia dengan latar belakang yang beragam.
"Kini SPAK memiliki agen yang berprofesi polisi wanita, hakim, tentara, dan Dharma Wanita dari berbagai kementerian. Semakin banyak agennya, maka semakin menarik terobosan antikorupsi yang dilakukan," singkat Basaria.