Di antaranya ialah penyederhanaan perizinan yang perlu diakui menjadi momok bagi kebanyakan pengusaha.
Jokowi memberikan contoh soal ribetnya izin pembangkit listrik.
"Dulu ada 259 izin. Kalau dimasukkan koper bisa menjadi 10-15 koper. Sekarang kita potong menjadi 56," katanya.
Meskipun sudah dipangkas, Jokowi masih menganggap hal tersebut terlalu banyak.
"Tapi itu pun buat saya masih terlalu banyak," kata Presiden.
Selain itu, pemerintah juga fokus bekerja pada perbaikan dan pembangunan sejumlah infrastruktur di Tanah Air untuk mendorong agar produk-produk Indonesia masuk ke pasar ekspor.
Presiden percaya, bahwa pembangunan infrastruktur ialah hal yang paling dibutuhkan Indonesia saat ini untuk dapat bersaing dengan negara-negara lainnya.
"Infrastruktur ini kita kerjakan habis-habisan untuk daya saing, supaya kita tidak kalah berkompetisi," katanya.
Kemudian baru tahapan selanjutnya pembangunan industri pengolahan, lalu industri jasa.
"Strategi pembangunan kita seperti itu, karena semua negara sekarang ini berbenah diri," kata Jokowi.
Di penghujung sambutannya, Kepala Negara menitipkan pesan kepada Sritex dan juga perusahaan tekstil dan produk tekstil (TPT) lainnya untuk senantiasa menjaga kualitas produk.
Selain itu, inovasi dan penguasaan akan teknologi juga dimintanya untuk terus dilakukan.
"Kita harus buktikan bahwa produk-produk Indonesia memang berkualitas tinggi dan patut dibanggakan," ucap Jokowi.